"Dari pengalaman, saya melihat kurang optimalnya petugas damkar, akibat terlambatnya laporan yang diberikan masyarakat," ujar staf Seksi Sektor 4 Kecamatan Kelapa Gading Suku Dinas Damkar, Jakarta Utara tersebut, Kamis (8/5/2014).
Menurut Rangga, banyak warga yang tidak mengetahui nomor darurat untuk menghubungi dinas pemadam kebakaran. Hal itu yang sering menjadi penyebab lambatnya laporan terjadinya kebakaran.
"Hampir semua orang sekarang pakai android, kenapa nggak kita buat saja program berbasis android. Jadi masyarakat langsung terhubung dengan petugas," kata.Rangga.
Saat ini aplikasi yang dinamainya "Telepon Kebakaran" tersebut baru memiliki satu buah fitur, berupa nomor kontak yang bisa langsung menghubungkan pelapor dengan petugas. Untuk saat ini, kata Rangga, orientasinya masih terbatas pada 5 wilayah di DKI saja.
Sebelum program aplikasi tersebut tersedia di toko aplikasi android, terlebih dahulu Rangga harus mendaftarkan aplikasinya melalui Google Play, dan dikenakan biaya sekitar 25 dollar AS atau sekitar Rp 300.000 untuk satu aplikasi.
Rangga mengaku mengerjakan sendiri aplikasi tersebut. "Semua saya lakukan sendiri, termasuk biaya, semua saya yang menanggung," ujar Rangga.
Menurut Rangga, dirinya telah beberapa kali berusaha mengajukan proposal pembuatan aplikasi tersebut kepada Dinas Pemadam Kebakaran. Namun belum ada tanggapan atau respons yang diberikan kepadanya. Aplikasi yang terdaftar sejak (24/4/2014) tersebut, saat ini sudah diunduh oleh lebih dari 100 orang.
Untuk kedepannya, Rangga mengatakan, akan menambah fitur-fitur lain agar aplikasi tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. "Ini salah satu bentuk loyalitas saya sebagai petugas damkar, dan dedikasi kepada masyarakat," ujar Rangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.