Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seto Mulyadi: UN Hanya Ciptakan Siswa Stres!

Kompas.com - 12/05/2014, 13:55 WIB
Nadia Zahra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi menyampaikan bahwa penyelenggaraan ujian nasional yang diterapkan pemerintah selama ini tidak efektif. Sebab, menurut pria yang akrab disapa Kak Seto ini, jutaan pelajar sekolah menengah justru alami tekanan menjelang pelaksanaan ujian nasional (UN).

"Berapa juta, anak-anak pelajar kita yang stres? Sampai mereka harus istighosah bersama segala? Sistem pendidikan di Indonesia ini sudah salah," kata psikolog anak dari Universitas Indonesia, Seto Mulyadi, Senin (12/5/2014).

Dia memaparkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia hanya terfokus pada aspek kecerdasan logika semata, namun abai terhadap poin utama seperti kecerdasan moral, spiritual dan etika. Seto secara gamblang mengatakan bahwa siswa bukan sekadar menghafal atau hanya dibebani setumpuk pekerjaan rumah (PR) saja, melainkan harus dibekali pendidikan etika sebagai dasar kokoh yang wajib ditanam sejak dari bangku sekolah dasar.

"Sebetulnya, isi dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) itu ada pendidikan atau kecerdasan etika, estetika dan iptek. Nah, pemerintah cenderung mengejar sisi ipteknya saja (kecerdasan logika). Jadi wajar banyak anak-anak sekarang menjadi generasi rapuh," imbuh Seto kepada Kompas.com.

Seto berargumen, adanya kasus pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang nekat gantung diri lantaran frustasi usai mengikuti ujian nasional di Bali beberapa waktu yang lalu, merupakan dampak dari kekacauan sistem pendidikan yang diterapkan tersebut.

Sebelumnya, Leony Alvionita (14), siswi kelas III SMP Negeri 1 Tabanan, Bali, gantung diri seusai pulang dari mengikuti ujian nasional, Selasa (6/5) sekitar pukul 11.00 Wita. Kepolisian Resor Tabanan menduga siswi tersebut frustrasi karena merasa gagal mengerjakan soal ujian Matematika.

Polisi telah mendalami beberapa keterangan teman dan bukti Blackberry Messenger korban kepada temannya. Dalam pesan itu, sebelum gantung diri, Leony sempat mengeluh kesulitan dan frustrasi mengerjakan soal Matematika.

Leony ditemukan ibunya menggantung di kamar tidurnya di lantai dua rumah toko yang disewa keluarganya. Orangtuanya sempat membawa Leony ke rumah sakit, tetapi dia akhirnya meninggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi: Siapa Pun Gubernur Selanjutnya, Jakarta Harus Unggul dari Kota-kota Lainnya di Dunia

Heru Budi: Siapa Pun Gubernur Selanjutnya, Jakarta Harus Unggul dari Kota-kota Lainnya di Dunia

Megapolitan
Heru Budi Ingin Jakarta Gelar Banyak Acara Menarik untuk Pikat Masyarakat Dunia

Heru Budi Ingin Jakarta Gelar Banyak Acara Menarik untuk Pikat Masyarakat Dunia

Megapolitan
PSI Klaim Terima Masukan Masyarakat untuk Usung Kaesang di Pilkada Bekasi

PSI Klaim Terima Masukan Masyarakat untuk Usung Kaesang di Pilkada Bekasi

Megapolitan
Salim Said Akan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Siang Ini, Satu Liang Lahad dengan Ibunda

Salim Said Akan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Siang Ini, Satu Liang Lahad dengan Ibunda

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Megapolitan
Heru Budi Umumkan 'Jakarta International Marathon', Atlet Dunia Boleh Ikut

Heru Budi Umumkan "Jakarta International Marathon", Atlet Dunia Boleh Ikut

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Kota Jakarta, Masyarakat Menyemut di Kawasan Bundaran HI sejak Pagi

Pencanangan HUT ke-497 Kota Jakarta, Masyarakat Menyemut di Kawasan Bundaran HI sejak Pagi

Megapolitan
Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba: Satu Direhabilitasi, Satu Ditahan

Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba: Satu Direhabilitasi, Satu Ditahan

Megapolitan
Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Megapolitan
Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com