Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lelang Proyek di Jakarta Hanya Sentuh Angka 73 Persen

Kompas.com - 19/05/2014, 16:23 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Unit Layanan Pengadaan (ULP) DKI Jakarta I Dewa Gede Sony Ariyawan mengatakan, ada sekitar 5.114 paket lelang proyek yang didaftarkan hingga hari terakhir yang jatuh pada Jumat (16/5/2014).

Jumlah tersebut, kata dia, hanya setara dengan 73 persen dari total seluruhnya yang berjumlah 7.000 paket. Menurut Sony, dari 5.114 paket tersebut, ada 46 paket yang telah dalam proses lelang melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

"Dari 46 paket tersebut, yang sudah selesai dua paket, yaitu cetak naskah ujian dan jasa keamanan Puskesmas Tanah Abang," kata Sony di Balaikota Jakarta, Senin (19/5/2014).

Sony menjelaskan, pelaksanaan lelang pengadaan barang dan jasa Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta melalui ULP masih membutuhkan perbaikan pada mekanisme proses penyerahan usulan lelang kegiatan karena ada 142 paket kegiatan yang dikembalikan ke unit dengan alasan dokumen belum lengkap. Sementara itu, paket yang sedang dibahas antara kelompok kerja dan unit ada sebanyak 2.758 paket.

Paket lelang naskah UN SD sendiri, kata dia, merupakan prioritas bagi ULP untuk segera diselesaikan karena pelaksanaan UN SD telah ditetapkan, yakni dari 19-21 Mei. "Jadi tidak mungkin diundur tanggal pelaksanaan UN SD DKI, karena akan menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan di Indonesia," jelasnya.

Seperti diberitakan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, penyerapan rendah bukan disebabkan faktor penerapan e-budgeting, melainkan karena banyak satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di DKI Jakarta yang tidak bisa mengalokasikan anggaran untuk pengadaan barang secara satuan dalam lelang yang diajukan di ULP.

Menurutnya, banyak SKPD di DKI Jakarta yang bingung saat diminta mengisi daftar pengadaan barang secara satuan karena sudah terlalu sering menggunakan sistem lama secara borongan.

"Dengan penerapan e-budgeting, banyak SKPD yang tidak bisa bikin (pengadaan barang) secara satuan karena kebiasaan gelondongan. Jadi ada potensi Silpa (sisa lebih penggunaan anggaran) tinggi. Tapi emang gue pikirin Silpa tinggi? Yang penting kan uangnya tidak dipakai sembarangan," kata Basuki.

Basuki menegaskan, oleh karena itu dia tak akan ragu mencoret kegiatan proyek di SKPD dan unit kerja perangkat daerah (UKPD) yang tidak bisa menyerahkan berkasnya yang jatuh tempo. Ia menyatakan, tak akan khawatir pencoretan kegiatan itu akan menyebabkan Silpa akan makin membengkak, dan hanya akan ada sedikit pembangunan di Jakarta pada tahun ini.

"Banyak pejabat yang malu kalau Silpa tinggi karena dianggap tidak bisa penyerapan. Tapi saya tidak malu, ngapain malu. Silpa sampai 50 persen tidak masalah, yang penting uang rakyat aman," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com