Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Wali Kota Bogor Bima Arya Memerah Dikatai Banci

Kompas.com - 10/06/2014, 08:14 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Wajah Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto memerah saat seseorang dari massa Laskar Antikorupsi dan Gerakan Reformasi Islam meneriakkannya banci. Dia langsung menemui para pendemo untuk menanyakan siapa yang menyebutnya banci.

Hal ini berawal dari pengunjuk rasa yang menuntut agar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga di Cibungbulang, Kabupaten Bogor, ditutup. Pemkot Bogor agar tidak lagi membuang sampah di TPA Bogor yang berada di wilayah Kabupaten Bogor.

"Kami menuntut agar Pemerintah Kota Bogor tidak lagi membuang sampah di Galuga. Karena itu juga sudah menjadi keputusan di Pengadilan Negeri Cibinong yang diabaikan oleh Pemkot Bogor sehingga membuat warga Galuga terlantar," ujar Nanang Hidayat, koordinator aksi, Senin (9/6/2014).

Massa juga meminta Pemkot Bogor bertanggung jawab kepada warga Galuga karena banyak menderita kerugian. Setelah orasi itu, Bima Arya menanggapi.

"Kami akan melakukan kajian tentang itu. Kami masih membahas lokasi lain untuk membuang sampah. Saya akan datang ke Galuga dan berdialog dengan warga di sana," kata Bima Arya yang disambut tepuk tangan para pendemo.

Namun, suasana berubah ricuh setelah Nanang Hidayat, koordinator di lapangan, menilai Bima Arya banci.

"Statement-statement itu adalah statement seorang banci. Bima Arya tidak tegas," kata Nanang berkali-kali dalam orasinya.

Disebut banci oleh pendemo, Bima Arya yang tengah berjalan kaki menuju kantornya langsung berbalik arah. Dia terlihat begitu marah.

"Siapa yang bicara tadi?" kata Bima Arya di tengah kerumunan pendemo di Balaikota Bogor. Ketegangan pun tidak terhindarkan.

Saat itu juga kericuhan tak terelakkan. Adu mulut hingga teriakan agar pendemo ditangkap terdengar.

Akhirnya kericuhan mereda setelah Bima Arya kembali mengeluarkan statement dan berjanji akan segera menemui warga Galuga dalam waktu dekat.

"Minggu ini, kami lihat agendanya. Jika ada agenda yang kosong, saya akan langsung ke sana melihat lokasi itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com