Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Angka Kemiskinan Jakarta, Basuki Kritik Sistem Pendataan BPS

Kompas.com - 02/07/2014, 02:57 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali mengkritik sistem pendataan penduduk miskin yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) di Jakarta. Menurut dia, BPS banyak memasukkan warga miskin yang tidak ber-KTP DKI.

"Kenapa (angka kemiskinan) hanya naik di bulan-bulan tertentu? Ternyata sampelnya tidak lihat KTP. Pengemis pinggir rel pun banyak dihitung sebagai orang miskin di (DKI) Jakarta. Banyak orang yang tidak tahu sistem kerja BPS," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Karena itu, Ahok meminta agar BPS dapat menggunakan cara penilaian yang lebih akurat dalam mendata jumlah warga miskin di Ibu Kota. Menurut dia, tidak seharusnya penduduk miskin dengan KTP non-DKI ikut masuk menjadi warga miskin di provinsi ini.

Basuki juga mengaku sedang menyiapkan sanksi bagi warga miskin yang terbukti tidak ber-KTP DKI. "Kalau ada yang tidur di pinggir jalan akan ditangkap, dan buat surat perjanjian. Kalau dia kembali akan segera ditangkap karena mengandung unsur penipuan. Kalau dia mau tinggal di tempat saudaranya ya tidak masalah, anggap saja itu turis lokal," ujarnya.

Sebelumnya, Basuki juga pernah menyoroti soal metode penghitungan angka kemiskinan ini. Namun, saat itu dia mengatakan, standar kemiskinan di DKI seharusnya mengacu pada kemampuan memenuhi standar kebutuhan hidup layak (KHL).

Basuki mengatakan, acuan yang dipakai untuk mengukur kemiskinan di DKI semestinya merujuk pada upah minimum provinsi yang sudah menghitung kemampuan memenuhi KHL itu. Saat ini UMP DKI Jakarta adalah Rp 2,4 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com