Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai 1 Agustus, Naik Kopaja AC dari Halte Transjakarta Bayar "Double"

Kompas.com - 18/07/2014, 07:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak pengelola Transjakarta memutuskan, mulai 1 Agustus 2014 tak akan lagi menyediakan tiket angkutan umum terintegrasi busway, seperti Kopaja AC, Kopami, APTB dan BKTB, di Halte Transjakarta. Dengan demikian, tak ada lagi integrasi tiket antara Transjakarta dengan angkutan-angkutan tersebut.

Menurut Direktur Institute Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, Yoga Adiwinarto, adanya peraturan tersebut akan membuat para pengguna Kopaja AC, Kopami, APTB, dan BKTB harus membayar biaya "double" bila ingin melanjutkan perjalanan dengan Transjakarta. Hal itu berbeda dari penerapan selama ini di mana para penumpang Kopaja, Kopami, APTB, dan BKTB tidak perlu lagi membayar biaya jika ingin melanjutkan perjalanan dengan Transjakarta.

"Jadi kalau mau naik Kopaja AC dari halte transjakarta harus bayar double. Bayar tiket busway dulu Rp 3.500. Terus bayar Kopaja AC-nya Rp 5.000. Totalnya jadi Rp 8.500," kata Yoga kepada Kompas.com, Kamis (17/7/2014).

Pengumuman mengenai perubahan ketentuan ini sudah dipasang di sejumlah halte Transjakarta. Yoga memprediksi, aturan tersebut akan berpotensi membuat jumlah pengguna Kopaja, Kopami, APTB, dan BKTB menurun, karena selama ini para penggunanya merupakan pengguna Transjakarta.

"Kalau harus bayar double bakalan sepi Kopaja AC sama APTB," ujarnya. 

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada konfirmasi dari pihak Transjakarta terkait perubahan ketentuan ini. Namun, beberapa hari lalu, Direktur Utama PT Transjakarta Antonius NS Kosasih mengatakan bahwa mulai pertengahan Agustus, pihak Transjakarta tidak akan lagi menjual tiket kertas. Penumpang diminta untuk segera memiliki tiket elektronik produk perbankan dari beberapa bank, seperti Flazz (BCA); e-money (Mandiri); Brizzi (BRI); Tap Cash (BNI); Mega Card (Bank Mega); dan Jak Card (Bank DKI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com