Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum Tentara Mabuk Takuti Warga dengan Tembakan

Kompas.com - 05/08/2014, 01:37 WIB

KOMPAS.com - Ketenangan Minggu (3/8/2014) sekitar pukul empat pagi, di Jalan Bangka 9, Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, terusik. Ini terjadi setelah mereka mendengar suara tembakan.

Lalu telepon kantor polisi pun berdering. Telepon seluler sejumlah polisi dan anggota TNI di wilayah hukum Polres Metro Jakarta Selatan dan Kodim 0504/Jakarta Selatan juga mendapat panggilan dari warga kenalan mereka. Mereka pun buru-buru mendatangi lokasi.

”Memang ada warga yang lapor, mendengar suara tembak-tembakan. Wah, sebetulnya bukan terjadi tembak-tembakan. Yang benar, terdengar suara tembakan. Paling dua tiga kali. Itu juga tidak beruntun. Bukan terjadi baku tembak,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Minggu siang.

Namun, wajar saja kalau warga cepat lapor dan agak berlebihan laporannya. Sebab, kejadian masih pagi dan duduk perkara belum jelas benar. Apalagi bukan hal biasa terdengar suara letusan senjata api dan menghubungkan suara tembakan dengan kriminalitas dan gangguan kamtibmas.

Yang terjadi, seorang oknum bintara TNI, Peltu Sg, melepaskan tembakan ke udara dan mengarahkan laras pistolnya ke warga yang dekat dengan dirinya. Bintara itu dalam keadaan mabuk.

Lokasi Peltu Sg melakukan tembakan di depan rumah kerabatnya.

”Pemeriksaan atas dirinya di TKP, dia cekcok dengan familinya. Itu rumah mertuanya. Kami tidak tahu pemicu pertengkaran itu, tetapi tampaknya pelaku datang ke situ sudah dalam keadaan mabuk,” katanya.

Sejumlah warga mengenal Peltu Sg sebagai aparat intelijen di Kodim Jakarta Selatan. Sejumlah warga, selain mengenal anggota polisi, juga mengenal anggota Kodim Jakarta Selatan. Karena itu, ketika mengetahui Peltu Sg berulah dengan membuat tembakan ke udara dan mengarahkan pistol organiknya ke warga yang melintas, sejumlah warga langsung menelepon polisi dan anggota TNI yang mereka kenal.

Menurut Rikwanto, Peltu Sg diamankan dan dibawa ke Kodim Jakarta Selatan oleh anggota satuannya yang datang ke lokasi bersama polisi. ”Kan, di wilayah juga ada koordinasi yang baik antara anggota Polri dan TNI,” tambahnya.

Rikwanto memastikan, tidak ada warga di Jalan Bangka yang terluka akibat senjata api atau ulah Peltu Sg.

Sanksi berat

Secara terpisah Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya terkejut mendapat informasi adanya anggota intelijen mabuk dan dalam keadaan mabuk melepaskan tembakan ke udara.

”Betul dia anggota intelijen di Kodim? Saya belum mendapat laporannya. Namun, saya sudah meminta kepada Pangdam Jaya agar Dandimnya mengubungi saya. Kami ingin tahu pasti kejelasan masalah ini,” katanya.

Mayjen Fuad menegaskan, tidak boleh seorang anggota TNI mabuk minuman keras. Apalagi jika dia ditugaskan khusus sebagai personel intelijen.

Ia sangat heran, mengapa ada yang lolos dari pengawasan sehingga kedapatan mabuk dan berulah menakuti warga.

Jenderal bintang dua itu menyatakan penyesalannya dan meminta maaf karena masih ada perilaku anggota TNI yang tidak pantas dan memalukan kesatuannya. ”Namun, percayalah pimpinan TNI tidak akan tinggal diam,” tuturnya.

Menurut Mayjen Fuad, setiap anggota TNI itu memiliki senjata api atau dipersenjatai. Namun, tidak semua anggota TNI boleh membawa-bawa senjata api itu. Hanya yang memiliki tugas khusus, seperti intelijen dan piket, yang diizinkan membawa senjata api. Yang tidak tugas khusus atau bertugas, senjata apinya harus disimpan di markas.

”Kalau melakukan kesalahan, selain akan dihukum, izin menggunakan senjata apinya bisa dicabut. Peraturan penggunaan senjata api TNI itu sangat ketat,” katanya. (RTS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerima KJP yang Tersandung PPDB di Jakarta, Kini Bersekolah di Negeri Hanya Tinggal Angan

Penerima KJP yang Tersandung PPDB di Jakarta, Kini Bersekolah di Negeri Hanya Tinggal Angan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 2 Juli 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 2 Juli 2024

Megapolitan
Polisi Tetapkan Pemilik WO yang Tipu 7 Calon Pengantin di Bogor sebagai Tersangka

Polisi Tetapkan Pemilik WO yang Tipu 7 Calon Pengantin di Bogor sebagai Tersangka

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 2 Juli 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 2 Juli 2024

Megapolitan
Rekapitulasi Ulang Hasil Pileg DPRD di 233 TPS Cilincing, Suara Parpol Berubah Signifikan

Rekapitulasi Ulang Hasil Pileg DPRD di 233 TPS Cilincing, Suara Parpol Berubah Signifikan

Megapolitan
2 Kurir Sabu di Ciledug Manfaatkan Momen HUT Bhayangkara untuk Edarkan Narkoba di Jabodetabek

2 Kurir Sabu di Ciledug Manfaatkan Momen HUT Bhayangkara untuk Edarkan Narkoba di Jabodetabek

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pengedar yang Simpan Sabu dalam 72 Bungkus Teh Cina di Ciledug

Polisi Amankan Dua Pengedar yang Simpan Sabu dalam 72 Bungkus Teh Cina di Ciledug

Megapolitan
Munculnya Nama Heru Budi di Bursa Cagub Jakarta Pilkada 2024...

Munculnya Nama Heru Budi di Bursa Cagub Jakarta Pilkada 2024...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 2 Juli 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 2 Juli 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rencana Pembatasan Usia Kendaraan 10 Tahun di Jakarta Untuk Siapa? | Bocah di Depok Tertabrak di Tol Cijago Saat Berkeliaran

[POPULER JABODETABEK] Rencana Pembatasan Usia Kendaraan 10 Tahun di Jakarta Untuk Siapa? | Bocah di Depok Tertabrak di Tol Cijago Saat Berkeliaran

Megapolitan
Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Megapolitan
Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Megapolitan
Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Megapolitan
Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Megapolitan
Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com