Hal ini disampaikan Ahmad, mekanik yang memperbaiki transjakarta gandeng B 7308 IV, yang patah di Jalan Raya Bekasi Timur, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (7/8/2014).
Ahmad mengaku pernah menangani masalah seperti ini. "Baut bus gandeng itu sebelumnya pernah ada yang patah karena jalan-jalan di koridor ada yang rusak," kata Ahmad.
Dalam kasus sebelumnya, kata dia, pengemudi yang mengalami kejadian tersebut akan membuat laporan. Mekanik yang datang akan langsung mengganti baut yang patah. Akan tetapi, dalam kasus ini, bus tersebut justru dimundurkan oleh pengemudinya.
"Seharusnya, jangan dimundurkan busnya. Didiamkan saja, nanti diganti (dulu) bautnya," ujar Ahmad. Menurut dia, baut-baut pengait di persambungan bus memang terbuat dari baja.
Namun, baut itu tidak akan bertahan apabila mengalami getaran yang cukup kuat karena jalan yang rusak. "Jadi, enggak akan kuat kalau getarannya cukup besar," ujar Ahmad.
Sebagai contoh, dia membandingkan dengan baut persambungan antar-gerbong di kereta api. Menurut dia, baut tersebut tetap terjaga karena muka rel yang bentuknya rata. "Jadi, pengaitnya itu tetap kuat," ujar Ahmad.
Transjakarta dengan nomor lambung DMR-005 Koridor XI jurusan Kampung Melayu-Pulogebang itu patah di lampu lalu lintas dekat Lapas Narkotika Cipinang dan Kejaksaan Negeri Jakarta Timur. Beruntung tidak ada cedera dari penumpang bus yang berjumlah 40 orang tersebut.
Iwan (39), sopir bus itu, mengaku bahwa bus yang dikendarainya baru berumur tiga tahun. "Busnya tiga tahun," kata Iwan.
Baca juga: Teronggok Berjam-jam, Transjakarta Patah Jadi Bahan Ejekan Pengendara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.