Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjajakan Diri Via "Online", Cindy Bisa Kantongi Rp 50 Juta

Kompas.com - 01/09/2014, 09:33 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Perempuan yang satu ini, sebut saja Cindy (bukan nama sebenarnya), sudah sibuk sejak bangun tidur, Kamis (28/8/2014) pekan lalu. Cindy terbangun pukul 09.30 dan segera mengaktifkan laptopnya. Dia membuka dua situs online www.ta***.com dan www.crai*****.com.

Di situs pertama, Cindy menulis status "menerima MASS*** dan M* hanya untuk kota Jakarta... DEAL dan PASTI... TIDAK mau banyak NEKO-NEKO... AVAILABLE 24hours, 0856xxxxxxxx my phone, thx". Setelah itu, perempuan bertubuh langsing, bermuka oval, dengan rambut panjang ini pergi ke kamar mandi. Dia membasuh tubuhnya.

Kamar kos Cindy berlokasi di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Letaknya dekat dengan Pasar Baru. Dalam sebulan, perempuan berkulit bersih 22 tahun ini membayar kamar kos Rp 3,5 juta.

Di kamar Cindy tersedia spring bed, kamar mandi dalam dengan shower, air conditioner (AC), serta sambungan Wi-Fi yang tak pernah tak putus. Dia sudah dua tahun tinggal tempat kos ini. Dia tak pernah menunggak bayaran.

Terang saja, pekerjaan prostitusi online ini mendapat penghasilan terkecil Rp 15 juta sebulan. Sedangkan pendapatan terbesar Cindy Rp 50 juta sebulan.

Selesai mandi, Cindy membuka lagi laptopnya. Sudah ada 15 pesan di inbox akun ta****nya. Ia acuhkan saat mengecek ponselnya ada 20 pesan pendek (SMS) masuk. Semuanya bertanya soal tarif. Cindy membalasnya sekaligus.

Tiga tahun menjalani bisnis online di media sosial membuat Cindy paham bahwa mereka yang bertanya lewat fasilitas message di situs tak akan jadi memesan jasanya. Mereka hanya orang iseng. Tetapi, mereka yang langsung mengontak via SMS biasanya lebih serius. Kecuali jika dia tidak mencantumkan nomornya di status, maka ia akan membalas satu per satu message di media sosial itu.

Dia memasang tarif Rp 1 juta untuk kencan selama 2 jam. Ini tergolong murah. Beberapa perempuan yang sedikit lebih cantik dari Cindy memasang tarif Rp 1,5 juta.

Sudah antre

Dua jam berikutnya, sudah ada tiga orang yang mengantre memastikan akan memakai jasa Cindy. Setelah itu, dia santai tidur-tiduran lagi, menghabiskan waktu hingga pukul 14.00. Sebab, klien pertamanya memesan untuk pukul 15.00. Setidaknya, dia harus menemani hingga pukul 17.00. Klien keduanya dijanjikan pukul 17.00, klien ketiganya dijanjikan pukul 20.00. Setelah itu, dia menolak pesanan karena jamnya bersamaan. Ditawari setelah pukul 00.00, kebanyakan tidak merespons kembali.

Sore harinya, Cindy memilih celana jins ketat dan sepatu hak. Lalu, sebuah blazer warna coklat dengan kemeja berenda hijau. Rambut merahnya dibiarkan tergerai.

Cindy pergi dengan ojek langganannya. Untuk satu kali antar, dia membayar Rp 50.000. Dia menuju ke salah satu hotel yang disebutnya Hotel PI. Seorang lelaki bertubuh tinggi, dengan usia berkisar 40 tahun, telah menunggunya. Keduanya menuju salah satu kamar di hotel tersebut.

Dua jam kemudian, Cindy melanjutkan ke hotel lainnya di kawasan Ancol. Lagi-lagi seorang lelaki dewasa jadi pelanggan Cindy.

Di hotel ketiga, Cindy menemukan lelaki bergaya berlebihan. Usia lelaki ini baru 32 tahun. Cindy menemani lelaki berkulit gelap itu selama 3 jam. Tetapi, imbalannya sepadan, lelaki ini memberi Rp 2,5 juta kepada Cindy.

"Dia lebay sekali dan tukang merayu, tapi uangnya banyak. Dia mengaku kerja di perusahaan IT," kata Cindy, menceritakan kisahnya kepada Warta Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com