Taman Toyota terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Utara. Letaknya tertutup jaringan jalan. Barangkali, banyak pengendara yang juga tidak sadar akan keberadaan taman ini. Karena itu, kegersangan taman tidak terlalu menyedot perhatian. Barangkali persoalan akan berbeda apabila taman yang gersang ini mudah terlihat seperti di pembatas di Jalan MH Thamrin.
Di Taman Toyota, banyak rumput kering dan tumbuh tidak merata. Sebagian daun tanaman tampak layu. Marsis, penyapu jalan di kawasan itu, mengatakan, dia ikut membersihkan taman dari sampah dan daun kering jika tidak ada petugas pertamanan, terutama di akhir pekan.
”Sebenarnya, tugas saya itu menyapu jalan di seputar taman ini. Tetapi, kalau taman kotor, saya juga diomelin. Jadi, saya disuruh bersihin taman ini juga kalau ada sampah,” katanya.
Menurut Marsis, taman itu jarang disiram dan lebih banyak mengandalkan air hujan. Jika musim panas seperti sekarang, tanaman sering kering. Selain itu, daun-daun di taman juga banyak yang tumbuh liar karena pemangkasan pohon tidak teratur.
Daun kering juga banyak yang tidak dipangkas. Tanah di taman itu juga sangat padat sehingga menyusahkan penyerapan air. Idealnya, tanah gembur sehingga air mudah terserap.
Di seberang Taman Toyota, ada Taman Herbal Bejo. Taman ini masih terlihat segar karena baru diresmikan pada Mei lalu. Namun, di sisi taman ini juga terlihat tanaman yang kering dan tidak beraturan.
Nasib yang jauh lebih baik dialami Taman Semanggi. Air yang menyemprot dari keran otomatis setidaknya mengembalikan warna rumput dan bunga yang kusam, sekaligus menyegarkan Taman Semanggi yang terletak di jantung kota Jakarta.
Ketiga taman itu merupakan contoh sejumlah taman di Ibu Kota yang dibangun dengan biaya program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).
Taman Semanggi direvitalisasi pada 2013 dengan biaya Rp 6 miliar dari PT Toyota Astra Motor. Perawatan dilakukan oleh satuan kerja pemprov.
Pantauan pada Sabtu (30/8) siang, Taman Semanggi terlihat ”kering” meskipun masih cukup tertata. Namun, bunga, pohon, dedaunan, dan rumput kurang memancarkan warna-warni yang menyita pandangan.
Taman Semanggi sebenarnya cukup enak dinikmati. Namun, ketertarikan masyarakat bisa jadi bukan pada taman melainkan di bawah simpang susun untuk berteduh dari panas atau hujan.
Di bawah simpang susun ada penjual makanan/minuman dan pengojek sepeda motor. Ada beberapa plastik bekas kemasan minuman dan makanan yang tidak dibuang ke tempat sampah.
Patroli Satpol PP yang kebetulan melintas naik mobil sempat datang dan meminta pedagang/pengojek pergi. Yang diminta memang pergi, tetapi lekas kembali karena patroli tidak berhenti lama di taman.
Bergantung kerja sama