"Justru kalau gratis pasti makin ramai lagi yang ngantre dan orang tentu males kayak gitu. Saya yakin, mereka mungkin akan lebih milih naik motor atau mobil, termasuk saya," ujar Hana, mahasiswi Universitas Trisakti, kepada Kompas.com, Kamis (4/9/2014).
Menurut Hana, ketika transjakarta digratiskan, maka volume kendaraan justru akan semakin bertambah. "Dengan pemikiran serupa (soal kekhawatiran semakin panjangnya antrean), akan tambah macet, bukan ngurangin macet," kata dia.
Mahasiswa Universitas Tarumanagara (Untar), Okta, juga tak yakin penggratisan transjakarta akan mengurai kemacetan Jakarta. "Rumah saya sih di Pademangan II dan biasanya emang naik transjakarta dari sana ke sini (Untar), tetapi kayaknya kalo transjakarta gratis, mending naik mobil saja deh soalnya pasti makin rame yang ngantre. Gak tahu juga sih," ujar dia.
Meski demikian, masih ada mahasiswa lain yang berharap baik pada rencana kebijakan penggratisan transjakarta pada 2017. "Gak tahu sih bisa kurangi kemacetan atau enggak. Semoga aja emang bisa dan ini langkah awal pemerintah biar transjakarta bisa digunakan oleh kalangan mana saja," ujar Cinthya, teman sekampus Okta.
Wakil Ketua sementara DPRD DKI Jakarta Mohammad Akbar mengatakan, DPRD DKI Jakarta periode 2014-2019 menargetkan bahwa layanan transjakarta bebas biaya alias gratis pada 2017. Ia berpendapat, rencana tersebut akan efektif mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.