JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai pemberitaan tentang kasus dugaan kekerasan seksual di TK Jakarta International (JIS) membuat keluarga Ferdinant Tjiong, guru JIS yang telah ditetapkan sebagai tersangka, merasa tertekan.
Terkait hal itu, Perkumpulan Orangtua Siswa JIS serta pihak terkait mengharapkan semua masyarakat dan media bisa menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah.
"Sejak kasus ini bermula 5 bulan lalu. Berita di media menjadi polemik berlarut-larut dan merugikan berbagai pihak, salah satunya keluarga Bapak Ferdinant. Ini memberikan beban mental luar biasa ke murid, anak-anaknya dan keluarga guru yg tidak terlibat," kata Kartini, praktisi hukum, saat mengadakan pertemuan bersama dengan pihak JIS, orangtua murid, dan pengacara di Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2014).
Kartini mengatakan, kasus ini seharusnya dilihat secara utuh karena tuntutan terhadap Ferdinant ini belum terbukti.
"Kasus ini harus ditangani secara independen dan semua orang harus lebih bijaksana. Jangan hanya lihat dari aspek hukum tapi juga dari aspek kemanusiaan, bagaimana mental anak yang rapuh," ujarnya.
Sisca Tjiong, istri Ferdinant yang juga hadir dalam pertemuan ini, sesekali nampak terisak dan menghapus air matanya dengan selembar tisu. Tak hanya Sisca yang terlihat sedih, beberapa orangtua murid lainnya pun juga menitikkan air mata kala Sisca sedang mengungkapkan isi hatinya.
Seperti diberitakan, dalam kasus kekerasan seksual di TK JIS, kepolisian sudah menetapkan dua guru sebagai tersangka. Keduanya adalah Neil Bantleman dan Ferdinant Tjiong. Mereka saat ini ditahan di Polda Metro Jaya.
Sementara itu, kasus pertama kekerasan seksual di JIS dengan tersangka lima petugas kebersihan sudah memasuki persidangan. Kemarin, Rabu (3/9/2014), sidang sudah memasuki tahap pembacaan eksepsi kelima terdakwa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.