Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Pilih Nachrowi ketimbang Taufik dan Sanusi

Kompas.com - 14/09/2014, 16:46 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku lebih memilih Ketua DPD Demokrat DKI Nachrowi Ramli sebagai pendampingnya. Terlebih lagi, saat ini Basuki telah resmi mengundurkan diri dari Partai Gerindra. Dengan demikian, dua partai pengusung Jokowi-Basuki pada pilkada, PDI-P dan Gerindra, sama-sama memiliki peluang besar merebut kursi wagub DKI.

"Daripada (Gerindra mengajukan) Pak Taufik (M Taufik, Ketua DPD Gerindra DKI) dan Pak Sanusi (anggota DPRD DKI), lebih baik Pak Nachrowi. Dia (Nachrowi) kan juga ingin jadi wagub," kata Basuki dalam Lebaran Betawi di Silang Monas Timur, Jakarta, Minggu (14/9/2014).

Dia menambahkan, tokoh-tokoh Betawi pun telah bersepakat mendukung Nachrowi menjadi wagub DKI. Sebelumnya, Nachrowi juga mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI, dengan menjadi pasangan Fauzi Bowo pada Pilkada DKI 2012. Basuki mengaku menjalin hubungan baik dengan Fauzi dan Nachrowi.

Bahkan, setelah pengumuman hasil penghitungan cepat Pilkada 2012, Fauzi dan Nachrowi langsung menelepon Jokowi-Basuki dan menyampaikan ucapan selamat. Oleh karena itu, ia bakal mengusulkan Nachrowi Ramli sebagai calon wagub DKI dari Partai Gerindra. Meskipun Nachrowi merupakan kader Partai Demokrat, hubungan antara Gerindra dan Demokrat terjalin baik dan termasuk dalam Koalisi Merah Putih. Sebab, PDI-P sudah bersepakat untuk mengusung Ketua DPD PDI-P DKI Boy Sadikin untuk menjadi pendamping Basuki dalam membangun Jakarta.

"Kalau saya disuruh pilih orang partai, ya Pak Nachrowi," kata Basuki.

Sekadar informasi, sebelumnya, mantan Wakil Gubernur DKI, Eddie Nalapraya, menilai Nachrowi pantas mendampingi Basuki. Nachrowi juga dianggap sebagai jalan tengah perdebatan antara PDI-P dan Gerindra tentang posisi wagub. Eddie mengatakan, Nachrowi adalah orang yang gesit dan mampu mengimbangi kinerja Basuki. Nachrowi juga dianggap dekat dengan masyarakat.

Adapun hubungan Basuki dengan Nachrowi pernah terangkat dalam acara debat kandidat. Saat itu, Nachrowi menyapa Basuki dengan sapaan khas ala Tionghoa. "Haiya Ahok," kata Nachrowi saat itu.

Sementara itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, jika kepala daerah terpilih menjadi pejabat lain, maka jabatan kepala daerah otomatis digantikan wakil kepala daerah. Maka dari itu, Basuki menggantikan Jokowi sebagai gubernur DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com