Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ancam Lurah "Tolak Lelang Jabatan Jokowi" ke KPK dan Kejaksaan

Kompas.com - 19/09/2014, 18:20 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) Tugu Utara, di Kecamatan Koja, Jakarta Utara berencana melaporkan Lurah Tugu Utara Mulyadi, atas dugaan penyelewengan anggaran. Laporan tersebut rencananya akan diajukan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan juga Kejaksaan.

Sekretaris LMK Tugu Utara Ahmad Mubarok, mengaku akan menggelar rapat koordinasi dengan tokoh masyarakat seperti RW untuk melaporkan Mulyadi di dua lembaga tersebut. Menurut Mubarok, jalan ini akan diambil apabila Pemprov DKI tidak menindak lanjuti pengaduan warga yang telah disampaikan.

"Kami mau laporkan indikasi penyimpangan Mulyadi dalam penggunaan anggaran ke Kejaksaan dan KPK. Kalau kasus indikasi penyimpangan anggaran ini tidak ditindak lanjuti Pemda DKI, kami laporkan ke penegak hukum KPK dan Kejaksaan," kata Mubarok, kepada Kompas.com, Jumat (19/9/2014).

Mubarok mengaku memiliki bukti atas dugaan penyelewengan anggaran tersebut. Mantan Lurah Warakas yang pernah menolak mekanisme lelang jabatan ala Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo itu dianggap tidak transparan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kelurahan.

"Makanya tanggal 4 September, forum RW dan pengurus LMK mengajukan surat. Dibawa ke beberapa SKPD di DKI, termasuk inspektorat. Surat pengaduan terkait indikasi penyimpangan anggaran," ujar Mubarok.

Sejumlah dugaan penyelewengan anggaran ini, lanjut dia, misalnya, pelaksanaan kegiatan pengurasan lumpur di saluran, yang dilakukan pada bulan Ramadhan kemarin.

Seharusnya, kata dia, setiap RW dialokasikan dana Rp 33 juta sampai dengan Rp 45 juta untuk kegiatan itu. "Tetapi, dalam pelaksanaannya hanya menyerap anggaran tidak sampai Rp 10 juta, dan dianggap sudah selesai," kata Mubarok.

Contoh lain, Mubarok menyebut, Mulyadi mengatakan tidak ada alokasi dana untuk program atau kegiatan Pendataan dan Pemetaan Dasawisma Kelurahan. Namun, dalam DPA Kelurahan Tugu Utara yang didapatnya, terdapat anggaran sebesar Rp 27.182.000.

Padahal, lanjutnya, setiap ketua RT di sana dipungut biaya Rp 30.000 untuk kegiatan Dasawisma itu. "Dan itu sudah terjadi, seluruh RT sudah bayar. Tetapi dalam sosialisasi dia bilang tidak ada anggaran untuk Dasawisma," ujar Mubarok.

Rincian DPA itu didapatnya dari situs Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Menurut Mubarok, Mulyadi tak mau memberikan DPA.

Selain itu, DPA juga tidak ditempel di kelurahan atau tingkat RW. Padahal, ia mengatakan, menempelkan DPA di kelurahan dan RW merupakan perintah dari Gubernur DKI Jakarta. "Sehingga menciptakan asumsi tidak transparan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com