Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Pedagang Pasar Blok G Ditentukan Bulan Ini

Kompas.com - 22/09/2014, 11:47 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kelanjutan dari masa sewa pedagang, khususnya di lantai tiga Pasar Tanah Abang Blok G, akan diputuskan paling lambat pada bulan ini. Kelanjutan itu ialah apakah akan tetap gratis selama enam bulan ke depan, seperti yang diinginkan kebanyakan pedagang, atau diterapkan sewa berbayar.

Manajer Pasar Blok G Namen Suhadi menuturkan masih mempertimbangkan beberapa hal yang akan diambil dari masing-masing keputusan. Salah satunya ialah aspek pengunjung yang datang.

"Kita tahu sendiri ya Pasar Blok G ini enggak terlalu ramai, terutama di lantai tiga. Kalau dirasa masih belum bisa ramai (pengunjung), bisa digratiskan lagi enam bulan ke depan," ujar Namen kepada Kompas.com, Senin (22/9/2014).

Namen menambahkan, ramainya pengunjung yang diharapkan terjadi di Pasar Blok G akan didukung oleh sarana dan prasarana yang ada di sana, yaitu eskalator, jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menghubungkan Blok G dengan Blok F, dan akses langsung dari Stasiun Tanah Abang menuju Blok G.

Untuk eskalator, Namen menyatakan sudah selesai. Hal yang harus segera dilakukan ialah serah terima dengan vendor pembuat eskalator dan PD Pasar Jaya. Nantinya, eskalator tersebut juga akan dioperasikan sendiri oleh pihak PD Pasar Jaya dengan pembekalan terlebih dahulu dari vendor terkait tata cara pemakaian dan perawatan.

Sementara itu, JPO dan akses dari Stasiun Tanah Abang belum dapat dirampungkan dalam tahun ini. Kedua proyek tersebut baru akan berjalan pada awal 2015 dan diharapkan selesai pada akhir 2015.

Dari berbagai pertimbangan tersebut, kemungkinan pedagang akan kembali digratiskan selama enam bulan ke depan. Namun, hal ini masih dalam pertimbangan dari pihak manajerial Pasar Blok G.

"Kalau pedagang belum bisa menghasilkan, kan enggak bisa tarik bayaran juga. Kita berusaha supaya Blok G ini ramai. Kalau sudah banyak pendapatannya, baru kita tarik biaya sewa," tutur Namen.

Pedagang di lantai tiga Blok G yang tercatat telah ditutup dan tidak beroperasi sejumlah 430 kios, dari total 579 kios. Kebanyakan kios tersebut akhirnya ditutup karena pedagang yang telah beberapa kali diberikan surat peringatan tidak membuka atau berjualan, dan yang hanya buka, tetapi tidak ada pemiliknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com