Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Rancangan Jokowi-Ahok untuk Sisi Timur Waduk Pluit

Kompas.com - 11/10/2014, 15:34 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Permukiman berbentuk rumah panggung bermaterial kayu dengan atap seng berjejer di tepian Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara. Jumlahnya begitu banyak, sehingga menutupi tepian waduk.

Pemandangan itu adalah potret di sisi timur Waduk Pluit, di wilayah Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Bila berdiri dari sisi barat, atau di Kelurahan Pluit, sisi timur seolah terpisah daratan.

Menuju sisi timur, sebuah gang seukuran mobil sekitar 200 meter sebelum Rumah Pompa Muara Baru, bisa menjadi salah satu akses masuknya. Di dalam pemukiman ini, panorama kawasan padat penduduk langsung menyambut dari ujung mulut gang.

Semakin ke dalam, wajah rumah-rumah penduduk tampil berbeda dengan yang berada di tepian waduk. Kalau di tepi waduk didominasi bangunan seperti gubuk, di bagian dalam sudah berdiri bangunan permanen bahkan bertingkat.

Penduduk yang tinggal di sisi timur disebut-sebut hampir 95 persen merupakan warga dengan kartu tanda penduduk (KTP) DKI. Mereka diklaim bukan warga pendatang, tetapi warga asli setempat, di kawasan yang tercatat sebagai wilayah RW 17 itu.

Disebut pula, sisi timur Waduk Pluit terdapat ribuan keluarga yang tinggal di atas lahan 60 hektar sampai 80 hektar. "Di sisi timur ada 5000 KK, yang kalau satu keluarga itu ada 4 orang, dikalikan saja berarti ada 20.000 jiwa di sini," kata Ketua RW 17, Gustara, kepada Kompas.com, di kediamannya, beberapa waktu lalu.

Sisi ini merupakan wilayah yang belum tersentuh rancangan Gubernur DKI Jakarta Jokowi Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, pada program normalisasi Waduk Pluit.

Terkait hal ini, Gustara mengaku pernah diundang ke Balaikota DKI membicarakan masalah relokasi warga, sekitar tahun 2013 lalu. Rupanya, Jokowi melihat bahwa bantaran sisi timur ini memang belum dapat disentuh karena rusun yang terbatas.

"Dulu pernah di Balaikota Pak Jokowi mengatakan, bantaran Waduk Pluit ini tidak akan dibongkar dulu sebelum rusun itu berdiri," ujar Gustara.

Namun, setelah pertemuan itu, dia mengaku tidak mendapat informasi apapun terkait rencana-rencana relokasi, atau normalisasi, baik dari pihak-pihak di Kelurahan atau Kecamatan Penjaringan.

"Teknisnya seperti apa saya kurang tahu, karena sampai sekarang belum ada informasi lagi. Untuk masalah (relokasi) itu saya belum bisa bicara," kata Gustara.

Pembicaraan hangat

Kabar relokasi dalam program normalisasi waduk di sana menjadi salah satu perbincangan dari mulut ke mulut antar warga setempat. Meski hangat dibicarakan, masyarakat cukup tenang menghadapinya.

"Warga tenang karena ada pengurus (RT/RW). Kalau isu yang disebar luaskan media, memang sudah hal biasa (dikonsumsi warga)," ujar salah satu warga setempat, Syahroni M.

Pria yang belum lama digantikan jabatannya sebagai ketua RT 19 RW 17 ini mengatakan, cukup hati-hati dalam menyampaikan isu-isu yang berkembang di masyarakat. Apalagi, Syahroni mengatakan, tidak ada informasi terkini dari pejabat daerah secara resmi terkait rencana relokasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com