Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Hafitd Akui Alat Setrum untuk Bunuh Ade Sara Itu Miliknya

Kompas.com - 15/10/2014, 20:21 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibunda Ahmad Imam Al Hafitd, Sulastri, membuat kesaksian soal alat setrum yang digunakan anaknya untuk menyetrum Ade Sara. Sulastri mengaku jika alat setrum itu merupakan miliknya.

Sulastri awalnya membeli alat itu karena dia kerap kali pulang malam dari luar kota. Sulastri membelinya sebagai senjata untuk membela diri jika sewaktu-waktu, dia bertemu orang jahat. Namun, pada Januari tahun ini, Hafitd pernah kerampokan. Sehingga, alat itu dibawa Hafitd untuk berjaga-jaga.

"Waktu itu Hafitd pernah kerampokan, makanya dia bawa alat itu buat jaga-jaga saja," kata Sulastri di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2014).

Sulastri mengatakan, alat setrum itu baru diberikan kepada Hafitd empat hari sebelum kejadian. Sementara itu, Novi, pembantu rumah tangga Hafitd juga memberi kesaksian.

Dalam kesaksiannya, Novi tidak bercerita banyak. Novi hanya mengatakan selama Hafitd berpacaran dengan Assyifa, Assyifa sering mendatangi rumahnya setelah pulang kuliah.

Dalam sidang hari ini, terdakwa pembunuh Ade Sara Angelina Suroto, Hafitd dan Assyifa Ramadhani melakukan pembelaan terhadap diri masing-masing melalui saksi yang meringankan.

Saksi yang meringankan bagi Assyifa adalah guru SMP yaitu Ronaldi, sahabat Assyifa sejak kecil, Dede Ayu Putri, dan paman Assyifa yang ikut merawatnya sejak kecil yaitu Ade Maulana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com