Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Tak Berjualan, PKL Monas Dapat Pelatihan

Kompas.com - 16/10/2014, 16:03 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com  Pembongkaran kios di lapangan Ikatan Restoran dan Taman Indonesia (IRTI) Monumen Nasional, Jakarta Pusat, membuat pedagang kaki lima di kawasan itu tidak dapat berjualan.

Meskipun demikian, mereka akan mendapat pelatihan dari Suku Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Pariwisata (KUMKMP) sampai pembangunan lokasi binaan (lokbin) Lenggang Jakarta selesai.

"Kita akan beri pelatihan selama seminggu. Nanti sejak tanggal 20 Oktober 2014," kata Kasudin KUMKMP Jakarta Pusat Sri Indriastuti di lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2014).

Dalam pelatihan itu, lanjut dia, pedagang akan mendapat pelajaran mulai dari cara menyalakan kompor, menyajikan makanan, hingga penampilan saat berjualan.

Pelatihan itu, kata dia, untuk memberikan pelayanan yang baik dari pedagang kepada pengunjung Monas. Menurut Sri, selama ini banyak pengunjung kecewa dengan harga makanan dan minuman yang tinggi.

"Jadi, nanti pembeli sudah tahu harga-harga makanannya sebelum mereka makan karena kita batasi harga dan minta tertulisnya," ucap dia.

Sri mengatakan, pada awal kegiatan Lenggang Jakarta, ada pendamping yang akan mengawasi cara mereka berjualan. Pendamping itu sebelumnya yang memberi pelatihan kepada mereka.

Sri mengungkapkan, pelatihan kepada 339 pedagang IRTI akan dilakukan secara bertahap dengan langkah awal membedakan pedagang kuliner dan non-kuliner. Pelatihan itu, kata dia, akan dilaksanakan di kantor PT Sosro yang memberikan corporate social responsibility (CSR) di daerah Bekasi.

Untuk menempuh perjalanan ke Bekasi, Sudin KUMKMP akan menjemput pedagang IRTI dari rumahnya masing-masing menggunakan bus.

Sementara itu, selama menunggu pembangunan Lenggang Jakarta selesai, para pedagang harus merelakan diri tidak berjualan. Jika pedagang tak setuju, kata dia, mereka dapat mengundurkan diri.

"Kan memang harus ada pengorbanan dulu sementara. Kita tidak memaksa, yang tidak mau silakan mundur karena banyak pedagang lain yang antre," kata Sri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com