Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Boleh Masuk Area Jakarta Marathon, Pengunjung Monas Kecewa

Kompas.com - 26/10/2014, 12:29 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengunjung Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat mengeluhkan keamanan panitia Jakarta Marathon 2014. Pasalnya, mereka yang tangan berkumjung ke Monas tidak dapat memasuki area Jakarta Marathon yang dipagari hitam di sekelilingnya.

Seorang pengunjung, Tika (15) mengaku ingin melihat area di dalam Jakarta Marathon. Ia dan kelima temannya memang sengaja meluangkan waktu melihat ke dalam. Namun, kata dia, petugas keamanan dan panitia tidak memperbolehkan mereka masuk.

"Kita juga mau lihat panggungnya kan, ada artisnya juga tapi tadi mau masuk enggak boleh sama panitia," kata dia di depan pagar masuk Jakarta Marathon, kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2014).

Tika menyatakan, ia tidak diizinkan masuk karena bukan peserta atau dianggap masyarakat luar. Ia pun hanya bisa berkeliling Monas dan mengunjung tenda area kuliner di Jakarta Marathon yang bekerjasama dengan Mandiri. Ia menyayangkan ketatnya panitia. Menurut siswa SMA kelas X ini, siapa saja seharusnya berhak memasuki acara.

"Kalau acara besar kan siapa aja harusnya boleh masuk, ya," ucapnya santai.

Ketika berada di rest tenant samping area kuliner, dua wanita bersama anak berumur kurang dari setahun terlihat lelah mengeluh sambil menduduki anaknya di atas karpet. Salah seorang wanita itu menggerutu sikap panitia yang tidak memperbolehkan dirinya masuk ke area itu.

"Ini kenapa enggak boleh ya. Biasanya kan boleh masuk," ujar dia kepada wanita lain sambil menghela nafas.

"Oh iya? Biasanya boleh masuk?" tanggapan wanita lain.

"Iya boleh masuk. Kita mau lihat dalam jadi enggak bisa," celetuk wanita itu.

Pantauan Kompas.com, pintu masuk pagar hitam di sisi selatan itu hanya diperuntukkan bagi peserta Jakarta Marathon. Selain itu, hanya media, panitia, dan petugas yang diperbolehkan masuk.

Sementara itu, kehadiran JKT48 dalam acara itu juga mengundang para fansnya datang ke lokasi. Sekitar 130 orang WOTA, sebutan fans JKT48, ini rela mengantre panjang di depan pagar hitam. Mereka menunggu panitia memberikan izin masuk sesuai prosedur yang berlaku yakni dari mulai berbaris, melewati get metal detector, hingga menerima id card dari panitia.

Menurut panitia, fans JKT48 hanya diperbolehkan masuk 100 orang. Jika melebihi batas, maka fans lain harus rela tidak menonton dari dekat. Namun, apabila kondisi padat para fans ini membuat kegaduhan, panitia tidak memberi mereka izin menonton.

"Cuma ada 100. Satu id card itu berlaku untuk dua orang. Jadi, kami hanya sediakan 50 ID card. Kalau mereka lebih? Ya, resikonya itu sudah kita kasih 100 orang saja tidak ada penambahan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com