Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Rp 10 Transjakarta Tak Berlaku untuk Penggunaan Tiket Kertas

Kompas.com - 09/11/2014, 15:21 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Transjakarta memberitahukan bahwa diskon dengan tarif Rp 10 pada layanan bus transjakarta yang akan diberlakukan di semua koridor pada Senin (10/11/2014) tidak akan berlaku untuk transaksi tunai alias pembelian tiket kertas.

Dengan demikian, penumpang yang bisa menikmati tarif Rp 10 adalah mereka yang telah menggunakan tiket elektronik. [Baca: 10 November, Naik Transjakarta ke Mana Pun Cuma Bayar Rp10]

"Bagi penumpang yang membeli tiket secara tunai, tetap dikenakan biaya normal yaitu Rp 2.000 pada pukul 05.00 sampai 07.00 pagi, dan Rp 3.500 dari pukul 07.01 hingga 23.59 untuk setiap transaksi yang tidak menggunakan e-ticket," kata Direktur Utama PT Transjakarta Antonius NS Kosasih kepada Kompas.com, Minggu (9/11/2014).

Menurut Kosasih, pengenaan tarif Rp 10 akan berlaku mulai dari pukul 05.00 sampai dengan pukul 23.59. Diberlakukannya tarif tersebut dalam rangka memperingati Hari Pahlawan sekaligus peluncuran logo baru transjakarta.

Logo baru transjakarta rencananya akan diresmikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. "Dalam acara yang sama akan dilakukan juga penyerahan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 50 juta kepada pemenang sayembara desain logo transjakarta," ujar Kosasih.

Saat ini jumlah penumpang bus transjakarta yang telah menggunakan tiket elektronik telah mencapai 61 persen atau setara 200.000 orang. Dari 12 koridor, sudah ada tiga koridor yang tidak lagi menjual tiket kertas dan mewajibkan penumpang menggunakan tiket elektronik.

Ketiga koridor itu yakni koridor 1 (Blok M-Kota), koridor 8 (Harmoni-Lebak Bulus), dan koridor 9 (Pluit-Pinang Ranti).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com