Karena kondisi tersebut, kendaraan roda empat dari arah Cilincing menuju Rusunawa Marunda dialihkan ke jalur yang berlawanan. Namun, pengalihan ini pun menyebabkan lalu lintas semakin macet, terutama pada pagi dan sore.
Said Mujahid (17) salah seorang warga sekitar, mengungkapkan kerusakan jembatan mulai terlihat sejak Februari 2014. Saat itu kondisi jembatan mulai terlihat retak dan kontur permukaan jalannya tampak turun.
Rusaknya jembatan itu, duga Said, karena strukturnya tak mampu menahan beban truk yang tiap hari melintasinya. "Karena setiap hari dilewati kendaraan berat, kerusakan jadi tambah parah," ujar dia, Senin (17/11/2014).
Said menambahkan, pada Sabtu (15/11/2014), muncul lubang di ujung jembatan dan pada Minggu (16/11/2014) lubang itu membesar sampai tak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Usman (52), Ketua RT 03/07 Marunda, menambahkan, kondisi jembatan itu tak urung kerap juga membuat pengendara sepeda motor terjatuh, terutama mereka yang tak tahu ada lubang di jembatan teresbut.
"Banyak pengendara roda dua yang terperangkap dan terjatuh, karena di lokasi jembatan juga tidak ada lampu penerangan jalan atau minim cahaya," kata Usman.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Juaini Yusuf, mengaku akan melakukan pengecekan kerusakan di lokasi.
Bila konstruksi tulang dari jembatan tidak mengalami kerusakan, pihaknya akan memperbaiki bagian yang ambles dengan pengecoran ulang. "Kalau tidak parah perbaikan sekitar 14 hari, kemungkinan akan kami cor ulang," kata Juaini.
Pengamatan di lapangan menunjukkan, diameter kerusakan sekitar 3 meter. Di jembatan yang memiliki panjang lima meter dan lebar enam meter ini juga mengalami penurunan kontur jalan kurang-lebih setinggi 20 sentimeter.
Fondasi jembatan juga terlihat menganga. Saat ini jembatan sudah diblokade memakai tali dan papan pengumuman yang dipasang di mulut jembatan. Hanya sepeda motor yang masih bisa melintasinya sekarang.
(Fitriyandi Al Fajri/Lucky Oktaviano)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.