Harianto Gunawan, Direktur PT Visa Worldwide Indonesia (VWI), Kamis (20/11), mengatakan, sistem pembayaran transportasi global berkembang dengan empat tren, yakni sistem pembayaran elektronik, struktur tarif yang kompleks, terintegrasi, dan menerima semua jenis kartu pembayaran.
Berdasarkan studi transit payment solution oleh Deloitte Consulting, sistem pembayaran transportasi yang efektif menjadi kunci meningkatkan penggunaan angkutan umum. Caranya, antara lain dengan memperluas cakupan pembayaran nontunai serta mengintegrasikan antarmoda dalam satu jaringan transportasi.
Pendapat serupa dilontarkan Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi. Menurut dia, integrasi antarmoda angkutan umum akan mengefektifkan sistem transportasi di Jabodetabek. Integrasi mencakup rute, sistem pembayaran, dan pelayanan.
Saat ini, sebagian pengguna angkutan umum di Jabodetabek harus mengeluarkan ongkos hingga 30-40 persen dari pendapatannya karena kekacauan sistem transportasi.
Berdasarkan data 2013, kata Harianto, pengguna tiket elektronik untuk kereta komuter di Jabodetabek baru mencapai 28 persen, transjakarta 9 persen, dan belum satu pun pada bus reguler. Kondisi itu membuat transportasi umum tak efisien dan menyusahkan pengguna.
Penggunaan kartu elektronik yang paling masif di Jakarta dilakukan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek. Setahun terakhir, ada lonjakan besar penggunaan kartu elektronik, yakni dari 3,68 juta transaksi pada Juli 2013 menjadi 18,5 juta transaksi pada Juni 2014. Penggunaan kartu terbukti mengefektifkan operasi dan mengurangi penumpukan penumpang pada gerbang keluar atau masuk.
Upaya serupa ditempuh PT Transportasi Jakarta, operator transjakarta, sejak Agustus 2014. Namun, sampai saat ini dari 13 koridor layanan, baru delapan koridor yang menerapkan sistem pembayaran nontunai.
PT Transportasi Jakarta direncanakan tidak hanya mengelola jaringan bus transjakarta, tetapi ke depan juga menangani angkutan reguler. Dengan terobosan sistem manajemen, termasuk penerapan pembayaran nontunai, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap pada tahun depan dan seterusnya angkutan umum di Jakarta bisa lebih baik.
”Jabodetabek perlu mengembangkan sistem pembayaran yang menerima semua kartu nirkontak terbitan bank dan operator. Cara ini memungkinkan pengguna komuter bepergian dengan satu kartu,” kata Presiden Direktur PT VWI Ellyana Fuad.
Tarif naik
Basuki, kemarin, telah menyetujui kenaikan tarif angkutan umum reguler sebesar Rp 1.000. Dalam 1-2 hari ini, akan terbit peraturan gubernur tentang kenaikan tarif angkutan umum ini.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Tangerang Sugiharto Achmad Badja mengatakan, besaran kenaikan tarif adalah Rp 1.000 per penumpang dari tarif awal (paling dekat Rp 3.000 dan terjauh Rp 7.000 per penumpang).
Sebelum peraturan gubernur terbit, diharapkan pemilik angkutan umum bersabar untuk tidak menaikkan tarif. (FRO/MKN/BRO/PIN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.