"Calon wakil gubernur pendamping Ahok sebaiknya memiliki karakter berbeda dari Ahok yang cenderung meledak-ledak, ekspresif atau bahkan menabrak norma etika. Pendampingnya harus lebih kalem, santun dan yang penting mampu membantu menerjemahkan kemauan Ahok dalam kebijakan tentunya tanpa melanggar RPJMD 2013-2017," ujar Syaiful, Sabtu (22/11/14).
Menurut dia, dukungan pihak DPRD DKI merupakan suatu hal yang penting guna menjalankan roda pemerintahan daerah.
"Jika melihat konstalasi politik saat ini, khususnya dibutuhkannya dukungan dari DPRD DKI dalam menjalankan roda pemerintahan daerah, bisa jadi Ahok akan memilih politisi dari PDI-P atau setidaknya yang direkomendasikan PDI-P sebagai wagubnya. Ini juga dilihat dari masifnya PDI-P mendukung Ahok sebagai Gubernur di tengah pro-kontra DPRD DKI terkait pelantikan Gubernur DKI beberapa waktu lalu," ungkap Syaiful.
Namun, di sisi lain, ia melihat satu sosok yang diprediksi cocok untuk mendampingi Ahok. Menurut dia, sosok Sekda saat ini pantas untuk mendampingi Ahok.
"Saefullah termasuk kesayangan Ahok semenjak Wali Kota Jakarta Pusat dan teruji loyalitasnya di mata Ahok. Ditambah lagi, hal itu semakin terlihat saat Saefullah menjadi Sekda dan benar-benar pasang badan buat Ahok. Pasang badan dalam artian tetap konsisten, loyal dan berdedikasi tinggi," ujar Syaiful.
Selain itu, yang kedua, menurut dia, sosok Saefullah menjadi representasi masyarakat Betawi sekaligus menjadi jembatan komunikasi yang baik.
"Yang kedua, di mata Ahok, Saefullah bisa menjadi representasi masyarakat Betawi dan dianggap bisa menjadi jembatan komunikasi umat Islam yang sering dianggap berseberangan dengan ahok," paparnya.
Kendati demikian, yang lebih penting, kata dia, siapapun yang menjadi Wagub nantinya harus dapat mewujudkan visi dan misi menjadikan Jakarta menjadi lebih baik lagi. Khususnya terkait dengan pelayanan masyarakat. Atau dengan kata lain, konsentrasikan wagub dalam peningkatan pelayanan publik," tutup Syaiful. (Rendy Sadikin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.