Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Hanya Bu Mega Tidak Tahu Kenapa Akhirnya Mencalonkan Saya

Kompas.com - 25/11/2014, 18:13 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menyatakan, sampai saat ini perpolitikan Indonesia belum bebas dari politik transaksional. Bahkan ia memperkirakan tujuan Gerindra yang mencalonkannya saat maju menjadi calon wakil gubernur DKI pada Pilkada DKI 2012 adalah untuk mendongkrak popularitas partai tersebut.

Saat menjelang Pilkada DKI 2012, Ahok masih berstatus anggota DPR RI dari Partai Golkar. Gerindra sendiri saat itu menawarkan Ahok untuk maju mendampingi Joko Widodo yang berasal dari PDI Perjuangan. Ketika itu, Gerindra memang tidak bisa mengajukan nama calon gubernur karena hanya punya enam kursi di DPRD DKI.

"Partai Gerindra menawarkan saya nyalon tanpa dibayar waktu di DKI. Walaupun mereka tidak bisa nyalon juga sebenarnya karena hanya punya enam kursi, dan saya berisiko dipecat dari DPR RI. Ya mungkin karena mereka pengin dapat nama," kata Ahok pada konferensi nasional "Masyarakat Sipil dan Penguatan Demokrasi Pasca Pemilu 2014", di Jakarta, Selasa (25/11/2014).

Tak hanya itu, Ahok juga memaparkan bahwa sebenarnya Gerindra bukanlah pihak yang paling menentukan majunya ia sebagai cawagub DKI. Sebab, kata Ahok, saat itu Gerindra sempat mengusulkan nama Deddy Mizwar. [Baca: Tanggapan Kemendagri soal Rencana Gerindra Hentikan Karier Ahok]

Menurut Ahok, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri-lah yang paling berperan saat memutuskan majunya ia sebagai cawagub DKI mendampingi Jokowi.

"Sebenarnya juga bukan nyalonin nama saya, tetapi Deddy Mizwar. Jokowi dan Deddy Mizwar, bukan saya sebenarnya. Hanya akhirnya Bu Mega tidak tahu kenapa akhirnya mencalonkan saya. Saya tidak tahu apakah mereka baik hati dengan tidak minta dibayar, atau merasa mendapat positive point," ujar Ahok.

Terakhir, Ahok membantah anggapan yang menyatakan bahwa majunya ia sebagai calon dari Gerindra tanpa bayaran. Menurut Ahok, ada "harga" yang ia bayarkan saat akhirnya memutuskan menerima pinangan Gerindra. "Saya sebenarnya membayar juga. Membayar dengan dipecat Golkar dari DPR RI. Jadi kalau dihitung ada gaji 2,5 tahun yang hilang di DPR RI," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com