JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah tiga pekan diburu, Arkadinata (38) yang lebih populer dipanggil Edi Palembang--perampok dan pembunuh yang menjadi buruan Polda Jambi, Polda Sumatera Barat (Sumbar), dan Polda Riau--akhirnya tewas ditembak di Jalan Kampung Sawah Balong RT 06 RW 04, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Senin (1/12/2014) pukul 04.00 WIB. Dua temannya, Farhan dan Subhan, menyerah dan ditangkap.
"Dia dan kedua temannya sudah dua hari di rumah kontrakan BJ (64). BJ adalah kawan sekampung ketiga pria itu," tutur Halimah (27), yang tinggal di sebelah rumah kontrakkan BJ saat ditemui, Senin. "Ketiganya datang dua hari setelah istri BJ datang dan tinggal di sana selama sepekan," lanjut dia. Menurut Halimah, BJ orang yang tertutup. Demikian pula ketiga pria.
Kanit 2 Sat Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Danang Kartika, mengatakan, "Pukul 03.00 WIB anggota gabungan memastikan ketiga pelaku (ada di rumah tersebut) dan mulai mengepung dan mendobrak dua pintu rumah kontrakan yang dihuni ketiga tersangka".
Bunyi keras dobrakan kedua pintu, lanjut Danang, membuat Edi terbangun lalu lari ke kamar mandi mengambil senjata api jenis revolver. Kontak senjata antara Edi dan tim gabungan pun terjadi. "Dia tewas setelah dua peluru bersarang di punggung dan kepala kirinya," ucap Danang.
Kasat Reskrim Polresta Pekan Baru, Komisaris Hariwiyawan Harun yang dihubungi terpisah menambahkan, polisi sudah tiga pekan memburu Edi, pria kelahiran Solok, Sumbar. "Sudah puluhan kali dia merampok dan membunuh dan menjadi target tiga Polda -- Jambi, Sumbar, dan Riau," ujar dia.
Edi sudah kabur dua kali, yaitu dari Lapas Jambi dan dari rumah tahanan Polres Batanghari. Dia pun sudah pernah lolos dari penyergapan. "Minggu (9/11/2014), saat hendak beli baju, di jalan Kulim, Pekanbaru, dia kami kepung dan kabur melompat pagar. Saat Bripka (Brigadir Kepala) Harianto Bahari yang mengejarnya melompat pagar, Edi menembak. Bripka Harianto tewas," jelas Hariwiyawan.
Kamis (20/11/2014), polisi mencium jejak Edi dan teman-temannya di Sarolangon, Jambi. "Dia kembali melawan dengan senjata api dan kabur. Kami cuma mampu menyita tiga senjata api laras panjang dan pistol rakitan milik mereka," lanjut Hariwiyawan. Sebelumnya, April 2014, Edi dan komplotannya menembak mati seorang anggota satuan pengaman yang memergoki aksi mereka membongkar gudang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.