Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iklan Dinas Damkar DKI Rp 4,2 Miliar

Kompas.com - 11/12/2014, 09:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penanggulangan Bencana (PB) DKI Jakarta menghabiskan dana Rp 4.222.800.000 untuk beriklan layanan masyarakat di telivisi (TV). Jumlah dana yang hampir sama juga dikeluarkan sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lainnya di DKI.

Data yang diperoleh Warta Kota dari Partisipasi Masyarakat (Partimas) Dinas Damkar DKI menyatakan, anggaran yang dikeluarkan untuk iklan layanan masyarakat di televisi itu dilaksanakan oleh pihak ketiga melalui proses lelang. Iklan itu merupakan sub-bagian kegiatan penayangan jingle film media televisi.

"Ini merupakan sub-kegiatan penayangan jingle film di media televisi dengan volume tayang 23 kali untuk tiga versi berdurasi tiga menit. Jumlahnya lima episode dan biaya sekali tayang Rp 61.200.000," kata Kepala Dinas (Kadis) Damkar dan PB DKI Jakarta, Subejo.

Menurut dia, iklan layanan masyarakat di televisi itu bertujuan untuk penyuluhan kepada masyarakat dalam meningkatkan kewaspadaan terkait bencana kebakaran yang terjadi di Ibu Kota Jakarta.

"Iklan layanan masyarakat itu sebenarnya bagian dari upaya penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam penanggulangan kebakaran," kata Subejo kepada Warta Kota di Balai Kota Jakarta, Rabu (10/12/2014).

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Rabu (10/12/2014), marah mengetahui banyaknya iklan layanan masyarakat oleh SKPD DKI di televisi.

Ahok mengaku tak habis pikir para pejabat SKPD begitu malu dengan rendahnya serapan anggaran yang mereka hasilkan. Hal itu berakibat pembuatan iklan layanan masyarakat hanya untuk menghabiskan anggaran.

"Gara-gara agar serap anggarannya besar, lihat tuh di tv-tv, tiba-tiba ada iklan layanan masyarakat semua SKPD. Kurang ajar, gila, saya kaget, tuh (atas iklan layanan masyarakat di televisi)," kata Ahok kesal, di Balai Kota Jakarta, Rabu.

Basuki menginstruksikan kepada SKPD untuk segera menghentikan penayangan iklan-iklan layanan masyarakat di televisi. Menurut Ahok, pembuatan iklan layanan masyarakat oleh SKPD disebabkan penerapan sistem e-budgeting yang belum optimal. Apabila e-budgeting sudah berjalan sempurna, Ahok akan langsung mencoret anggaran tersebut.

"Buat iklan layanan masyarakat di televisi itu hanya untuk menghabiskan anggaran saja. Kamu setuju enggak, duit kita berapa puluh miliar habis cuma untuk iklan layanan masyarakat di televisi? Mending kamu beresin saja PKL-PKL daripada keluar iklan layanan masyarakat," tegas Ahok.

Dia menduga adanya "permainan" SKPD untuk menghabiskan sisa anggaran. Sebab, kata Ahok, serapan anggaran SKPD-SKPD di DKI tahun ini sangat rendah, hanya mencapai 36 persen dari total anggaran Rp 72,9 triliun. (Harian Warta Kota)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com