Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dulu Urus Surat Dioper-oper, Sekarang Selesai Satu Pintu"

Kompas.com - 05/01/2015, 14:03 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang mulai diterapkan di kelurahan-kelurahan di DKI Jakarta diyakini dapat mempermudah urusan warga. Proses pengurusan surat-surat pun menjadi lebih praktis.

Hal tersebut dirasakan oleh Yadi (31), yang tengah mengurus surat keterangan domisili usaha di Kelurahan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/1/2015) siang. Menurut dia, pelayanan di kelurahan semakin cepat karena ia hanya tinggal mendatangi satu pintu saja.

"Dulu kan kalau mengurus surat dioper-oper, sekarang cepat, langsung selesai satu pintu," ujar pria berkemeja abu-abu ini. Dia mengatakan, petugas yang melayani pun menjelaskan dengan runut dan terperinci bila ada syarat-syarat pengurusan surat yang kurang. Bila ada yang kurang, hal itu dapat dilengkapi terlebih dahulu dan kembali lagi ke kelurahan.

Kapala Seksi Satuan Pelaksana PTSP Kelurahan Gondangdia Rezky mengatakan, PTSP sudah dimulai di kelurahan-kelurahan sejak 2 Januari 2015 lalu.

Pelayanan pun dapat selesai di satu pintu, kecuali untuk beberapa surat tertentu. "Untuk surat yang berkaitan dengan kependudukan, tanah, dan pernikahan memang harus meminta tanda tangan lurah juga. Namun, pengurusannya tetap di PTSP," ucap dia.

Akan tetapi, pelayanan pembuatan surat-surat, seperti pengantar surat keterangan catatan kepolisian (SKCK), surat keterangan tidak mampu, surat keterangan domisili usaha, surat keterangan pengantar beasiswa, surat keterangan belum memiliki rumah, serta surat keterangan penghasilan dan legalisasi bisa dilakukan hanya melalui PTSP.

Meski begitu, Rezky mengakui, saat ini ia hanya bekerja sendiri sebagai petugas PTSP. "Yang lain masih menunggu surat keputusan. Makanya, sekarang masih dibantu staf kelurahan saja," kata dia.

Pantauan Kompas.com, belum banyak warga datang ke Kelurahan Gondangdia untuk mengurus surat-surat. Dari sekitar pukul 09.00 hingga 12.00, hanya ada tiga warga yang datang. Namun, petugas selalu sedia di tempatnya untuk menanti warga yang datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com