Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemotongan Rute APTB Bisa Menimbulkan Banyak Terminal Bayangan

Kompas.com - 11/01/2015, 09:23 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang hendak memotong rute layanan angkutan perbatasan terintegrasi busway (APTB) hanya sampai di halte ujung koridor transjakarta dinilai berpotensi menimbulkan terminal bayangan. Sebab, kawasan di sekitar halte ujung koridor transjakarta dikhawatirkan akan menjadi lokasi "ngetem" bus-bus APTB yang dipaksa memutar balik kembali ke arah kawasan penyangga.

Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Emanuel Kristanto mengatakan, salah satu kawasan halte ujung koridor transjakarta yang rawan muncul terminal bayangan adalah kawasan Halte UKI, Cawang, Jakarta Timur, yang dilewati APTB Bogor-Blok M. Apabila rute layanan APTB jadi dipotong, maka bus APTB Bogor-Blok M hanya diperbolehkan mengantar penumpang sampai di halte tersebut.

"Padahal kan di kawasan tersebut sudah padat kendaraan umum," kata Emanuel, Minggu (11/1/2015).

Atas dasar itulah, kata dia, Dishub DKI tengah menyusun rencana pengalihan rute APTB. Rute tersebut nantinya akan mengatur agar bus APTB mengantarkan penumpang hanya sampai di halte ujung koridor transjakarta, namun tidak menjadikan halte tersebut tempat pemberhentian akhir.

"Kami akan pikirkan bagaimana mekanisme berhentinya di pinggir. Pasti nantinya akan ada perubahan trayek untuk bus APTB. Carikan tempat berputarnya agar tidak pada macet saat mencari penumpang," ucap Emanuel.

Seperti yang diberitakan, beberapa waktu lalu Ahok menyesalkan bus APTB yang walaupun sudah masuk jalur transjakarta, namun sering mengetem sembarangan serta menaik dan turunkan penumpang di sembarang tempat. Hal ini dianggap mengganggu layanan bus transjakarta. Atas dasar itulah, ia ingin agar rute APTB diperpendek hanya sampai di kawasan perbatasan.

"Kami tidak menghapus APTB. Asal kalau dia tetap mau beroperasi, jangan melintas sampai di dalam kota, berhenti di perbatasan kota yang ada halte transjakartanya," kata dia, di Balaikota, Kamis (8/1/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com