Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Jadi Sasaran Kekesalan Hati Korban Penertiban

Kompas.com - 22/01/2015, 12:53 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Para penghuni di kolong jembatan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, pasrah gubuk liar yang jadi tempat tinggal mereka ditertibkan oleh petugas, Kamis (22/1/2015). Meski pasrah, namun ada juga yang kesal dengan penertiban dan menyalahkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Salah seorang diantaranya adalah Budi (40). Di bawah gerimis, pria ini hanya terduduk pasrah ketika ratusan petugas Satpol PP beraksi melakukan penertiban. Kekesalan Budi muncul dipicu akibat petugas menyita sebuah gerobak miliknya.

"Gerobak saya dibawa. Gerobak buat makan kok!" ujar Budi kesal.

Budi mengaku, sudah bertahun-tahun tinggal di kolong jembatan tersebut. Ia tampak menunjukkan ekspresi kekesalannya atas penertiban yang dilakukan.

"Enggak percaya lagi saya sama pemerintah. Gerobak buat makan. Ahok apaan tuh...," ujar Budi, sambil meneruskan dengan kalimat ancaman dan seruan bernada etnis.

Mariani (35), salah seorang penghuni gubuk lainnya juga kesal dengan penertiban ini. Menurut dia, sosialisasi diberikan mendadak terhadap para penghuni kolong jembatan itu.

"Padahal kemarin bilangnya tidak tertibkan baru diberi surat peringatan. Eh, taunya pagi tadi langsung ditertibkan," ujar wanita asal Semarang, Jawa Tengah itu.

Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana mengatakan, setelah ditertibkan, kolong jembatan Kampung Melayu itu akan dijaga oleh petugas. Agar, tidak dijadikan tempat tinggal liar lagi atau dibangun gubuk.

"Kita mau pasang segel dari PU, mudah-mudahan bisa tutup biar jadi lebih bagus. Nanti koordinasi dengan Dinas PU," ujar Bambang.

Sebelumnya, ratusan petugas Satpol PP melakukan penertiban terhadap puluhan gubuk liar di kolong jembatan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Gubuk-gubuk liar tersebut dihuni sekitar 80 keluarga atau 250 jiwa. Para penghuni tidak mendapatkan kompensasi berupa ganti rugi rusun lantara mereka bukan merupakan warga asli DKI. Mereka disebut merupakan warga dari luar daerah DKI dan tidak memiliki identitas.

Penghuni gubuk rencananya akan ditampung lebih dulu di tempat penampungan milik Suku Dinas Sosial Jakarta Timur. Setelah itu, mereka akan dikembalikan sesuai dengan asalnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com