Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bang Yos Imbau Ahok dan PT JM Jangan Hanya Adu Argumen di Media

Kompas.com - 22/01/2015, 15:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengimbau Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama beserta PT Jakarta Monorail (JM) untuk bertemu dan saling menjelaskan proyek yang digagasnya ini.

Dia melihat kedua pihak ini lebih sering mengungkapkan argumennya di media massa. "Supaya enggak ada perkara, lebih baik dua pihak ini bertemu dan duduk bersama. Jangan adu argumen saja. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Titik mana saja yang mau diubah dibicarakan saja," kata pria yang akrab disapa Bang Yos ini, seusai bertemu Basuki, di Balai Kota, Kamis (22/1/2015). 

Sebab, lanjut dia, jika Basuki memutuskan kontrak kerja sama dengan PT JM secara sepihak, Pemprov DKI akan digugat arbitrase di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Kendati demikian, ia mendukung semua keputusan Gubernur Basuki perihal keberlanjutan proyek monorel senilai Rp 15 triliun itu.

"Lebih baik lanjutkan saja proyeknya kalau feasible (layak), kalau tidak feasible, ya sudah (batalkan)," kata Bang Yos. [Baca: PT JM Belum Terima Surat Resmi dari Ahok soal Penjelasan DKI terhadap Monorel]

Kekhawatiran Basuki untuk melanjutkan proyek monorel ini disebabkan desain pembangunan depo monorel yang tidak layak, seperti desain pembangunan depo di atas Waduk Setiabudi dan Tanah Abang.

Selain itu, Basuki juga mengkhawatirkan kondisi keuangan PT JM. PT JM masih tidak mau menyerahkan sebanyak 30 persen jaminan bank dari total investasi. PT JM hanya mampu memenuhi jaminan bank sebesar 0,5 persen dari total investasi.

Kemudian, bagaimana pendapat Bang Yos? Sekadar informasi, monorel merupakan program unggulan Pemprov DKI pada masa pemerintahan Sutiyoso.

"Mungkin (pembangunan depo di atas Waduk Setiabudi) enggak boleh dibangun, tetapi PT JM kan bisa saja merekayasa, mungkin ada contoh pembangunan yang sama di luar negeri. Yang penting pembangunan enggak merusak lingkungan," kata Bang Yos.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com