"Ini apartemen saya. Memang sudah dapat surat dua kali yang kasih tahu kalau mau ada pembongkaran," ujar Tohari di Jalan Sumur Baru, Duri Pulo, Gambir, Senin.
Apartemen yang dimaksud Tohari adalah bangunan berukuran 2 kali 2 meter. Bangunan itu dia gunakan sebagai tempat tinggal. Tohari mengucapkan terima kasih kepada lurah dan camat.
Hal ini karena lurah dan camat tidak begitu saja membongkar bangunan milik dia. Melainkan memberi peringatan terlebih dulu hingga berkali-kali. Sehingga, Tohari memiliki persiapan untuk pindah ke kampung halaman.
Tohari malah bersyukur karena sempat menggunakan lahan milik pemerintah ini selama satu tahun. Tohari sadar tanah itu bukan miliknya. Sehingga, tidak salah jika pemerintah mengambil alih kembali.
Hal yang ia acungi jempol adalah proses pengambilalihan tanah pemerintah itu. Tohari mengaku tidak diintimidasi mau pun dipaksa. "Pemerintah sekarang bagus loh. Pendekatannya enggak ada intimidasi. Sekarang saya merasa pemerintah enggak arogan. Saya enggak bohong atau disuruh bilang kaya gini. Yang jelas saya merasakan itu," ujar Tohari.
"Kita juga banyak banyak terima kasih lah sama lurah camat, udah dibolehin numpang setahun," tambah Tohari.
Sementara itu, Lurah Duri Pulo Nur Komariyah mengatakan penertiban hari ini sudah diberitahukan kepada para pedagang kayu serta penduduk yang menempati sisi jalan itu.
Nur juga telah mengimbau para pedagang untuk membongkar bangunannya sendiri. Surat pemberitahuan sudah dilayangkan berkali-kali kepada pedagang dan RT serta RW setempat.
Ada sebanyak 78 lapak pedagang kayu bekasi yang tadinya berjualan di Jalan Subur Baru ini. Sekitar 22 lapak masih tersisa. Nur Komariyah mengatakan pihak kelurahan dibantu dengan Kecamatan Gambir dan Satpol PP tinggal membongkar bangunan-bangunan yang masih tersisa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.