Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Bangun Tranparansi lewat "E-budgeting", Ahok Melanggar Apa?

Kompas.com - 27/02/2015, 16:52 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch, Abdullah Dahlan, mempertanyakan letak kesalahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menerapkan e-budgeting dalam penyusunan APBD.

Abdullah mengatakan e-budgeting merupakan terobosan yang mendukung transparansi anggaran. "Apa yang dilanggar ketika kebijakan e-budgeting itu dibuat? Prinsip transparansi justru terbangun di situ. Karena korupsi itu akan terbangun jika wilayahnya abu abu dan tertutup," ujar Abdullah di kantor ICW, Jalan Kalibata Timur, Jakarta Selatan, Jumat (27/2/2015).

Abdullah pun mengingatkan bahwa APBD DKI Jakarta merupakan APBD terbesar di Indonesia. Dia mengibaratkan, nominalnya setara dengan empat APBD provinsi besar di Indonesia yang digabungkan.

APBD DKI sendiri mencapai Rp 70 triliun lebih. Abdullah mengatakan dengan anggaran sebanyak itu, wajar jika pengawasan dilakukan lebih ketat. Fungsi pengawasan DPRD DKI pun seharusnya lebih berat.

Abdullah mengatakan dalam sistem e-budgeting ini, masyarakat umum dapat ikut mengawasi rincian anggaran yang digunakan Pemprov DKI. "Fungsi pengawasan juga bisa dilakukan publik nantinya," ujar Abdullah.

Kemarin, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana mengingatkan bahwa konsep tersebut bukanlah produk hukum.

"Itu manajemen keterbukaan supaya masyarakat bisa kontrol. Tolong diingat itu bukan produk hukum. Jangan seolah-olah dia katakan DPRD alergi terhadap itu. Tidak, kita apresiasi," ujar Lulung di gedung DPRD DKI, Kamis (26/2/2015).

Lulung mengatakan konsep e-budgeting bukanlah termasuk proses pembahasan APBD yang disepakati secara hukum. Melainkan hanya alat alternatif saja. Sehingga tidak dapat dijadikan acuan utama dalam menyusun APBN.

Untuk hal itu, fungsi DPRD DKI lah yang harus digunakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk membahas APBN. Atas hal ini, Abdullah beranggapan bahwa e-budgeting adalah salah satu instrumen hukum. Sementara produk hukum meliputi peraturan perundang-undangan.

Bagi Abdullah, tidak jadi masalah jika terdapat perubahan prosedur dalam penggunaan e-budgeting ini. Selama, perubahan tersebut justru membawa kebaikan. "Kalau dengan perubahan itu malah menciptakan transparansi anggaran, Kenapa tidak? ujar Abdullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com