"Kamu salah, masyarakat itu bukan pilih saya, tapi pilih Pak Jokowi. Saya ini cuma ketiban pulung," kata Basuki di Balai Agung, Rabu (18/3/2015).
Kendati demikian, Basuki mengaku memiliki modal untuk mendampingi Joko Widodo dalam pertarungan Pilkada DKI 2012. Dengan mempelajari teori Abraham Lincoln, Basuki percaya diri untuk mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI.
Menurut teori itu, kapabilitas seseorang dapat diuji apabila memiliki rekam jejak yang baik. Bermodal pengalaman sebagai anggota DPRD tingkat II Belitung Timur, Bupati Belitung Timur, dan anggota DPR RI Komisi II, Basuki berhasil menarik perhatian masyarakat Jakarta untuk memilihnya. Padahal, lanjut dia, saat Pilkada 2012 lalu, pesaing Jokowi-Basuki tidak mudah dikalahkan. Mereka adalah Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, yang merupakan warga asli keturunan Betawi.
"Kami beranikan diri dan jual rekam jejak kami sebagai Bupati Belitung Timur dan Wali Kota Solo. Kami tidak akan terpilih (menjadi gubernur dan wakil gubernur) kalau kami belum jadi bupati dan wali kota. Akhirnya, orang Jakarta ketipu sedikit dan terpesona sama kami, sampai akhirnya Pak Jokowi jadi Presiden dan saya jadi Gubernur DKI," kata Basuki bercerita.
Puluhan siswa asal Papua itu langsung bertepuk tangan mendengar cerita Basuki. Meski banyak masyarakat yang memilih Jokowi saat Pilkada 2012, Basuki mengklaim masyarakat menyenangi karakternya.
"Masyarakat memilih Pak Jokowi. Tapi, masyarakat butuh pemimpin jujur dan berani yang melindungi rakyat, uang rakyat. Karakter seperti inilah yang dibutuhkan bagi mereka yang berkuasa," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.