Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik: Omongan Ahok Lebih Parah dari Rasis

Kompas.com - 26/03/2015, 11:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menganggap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama selalu menyalahkan orang lain, dan tak pernah menyadari kesalahannya sendiri. Taufik menyampaikan hal tersebut menanggapi pernyataan Ahok (sapaan Basuki) yang menganggap para anggota DPRD acap kali melontarkan kata-kata rasial kepadanya.

"Dia cuma melemparkan kesalahan pada orang lain, kesalahan pada dirinya tidak pernah dilihat. Omongan dia lebih parah dari rasis. Udah ngomong t**, g*bl*k, b*j*ng*n, lebih parah mana coba?" kata Taufik, di Gedung DPRD, Kamis (26/3/2015).

Perihal mengenai adanya perkataan kasar dan rasial yang diduga ditujukan kepada Ahok dan diduga diucapkan anggota DPRD pada rapat mediasi di Kantor Kemendagri, Kamis (5/3/2015) yang lalu, Taufik menganggap hal itu diakibatkan sikap Ahok yang lebih dulu memarahi pejabat bawahannya di hadapan orang banyak.

"Ada sebab akibat. Kalau memang mau maki-maki Ahok harusnya dari awal dong, pas dia datang. Tapi kan enggak. Ada dialog dulu. Terus dia maki-maki anak buah di depan publik, dari mulai duduk sampai berdiri. Pas diingatkan, tapi dia bunyi terus. Akhirnya ada spontanitas," ujar Taufik.

Taufik kemudian menyebut tindakan Ahok yang sebenarnya pada rapat mediasi yang lalu lebih parah ketimbang yang terekam video yang kemudian diunggah ke YouTube. Menurut Taufik, video yang diunggah ke YouTube adalah video yang telah melewati proses editing.

"Itu videonya udah dipotong sama Humas Pemprov. Pas yang berdirinya itu ada yang dipotong. Baru kemudian teman-teman ngingetin, 'Eh gubernur, jangan lu maki-maki anak buah di depan publik dong'," ujar politisi Partai Gerindra itu.

Atas dasar itu, Taufik menganggap tak ada alasan bagi Badan Kehormatan DPRD untuk memanggil anggotanya yang diduga telah melontarkan kata-kata kasar ke Ahok. Apalagi, kata Taufik, bila panggilan itu karena diminta oleh Ahok.

"BK kan ada aturan main. Enggak bisa disuruh-suruh. Jadi (Ahok) jangan nyuruh-nyuruh," ucap politisi Partai Gerindra itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com