"Walaupun populer dari luar, yang luar itu untuk lima tahun sekali diperlukan dukungannya, sedangkan dukungan day to day politic yang di internal, Anda tidak akan efektif memimpin. Cuma ini kan soal perilaku kepemimpinan," ujar Jimly di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Menurut Jimly, banyak yang telah memberikan saran kepada Ahok. Namun, Ahok justru terkesan memusuhi semua orang.
"Kalau si pejabatnya ini memusuhi semua orang. Ya salah sendiri," kata dia.
Oleh karena itu, Jimly meminta agar Ahok memperbaiki caranya dalam berkomunikasi. Dia mengingatkan Ahok bahwa yang terpenting saat ini adalah efektivitas dalam memimpin.
"Jangan menggalang dukungan ke luar, tapi di dalam sedikit yang dukung. Sehingga birokrasi bernegara tidak efektif dalam menggerakkan roda birokrasi," ujar Jimly.
Sementara itu, terkait wacana pemakzulan Ahok yang kini tengah digalang DPRD DKI Jakarta, Jimly menilai, hal itu terlalu berlebihan. Dia berpendapat, dalih DPRD DKI Jakarta soal Ahok yang dianggap menyalahi etika hanyalah alasan belaka.
"Tidak sehat kita kalau memberi pembenaran bahwa pemerintah itu bisa diberhentikan hanya gara-gara minoritas suara di DPRD. Maka sebaiknya jangan, tapi dia harus memperbaiki diri," kata Jimly.
Pimpinan DPRD DKI Jakarta telah menerima laporan dari panitia hak angket. Berdasarkan laporan yang mereka terima, panitia hak angket menyatakan terjadi pelanggaran undang-undang dan etika yang dilakukan Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik yakin temuan panitia angket itu bisa digunakan sebagai dasar ditempuhnya hak menyatakan pendapat yang bisa berujung pada pemakzulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.