Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gue Anggota DPRD, Bukan Infotainment"

Kompas.com - 01/04/2015, 18:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi enggan menanggapi pernyataan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang menyebut kemungkinan masih adanya anggota DPRD yang akan "mempermainkan" anggaran.

Menurut Pras, saat ini sudah bukan saatnya menaruh curiga satu sama lain. Ia juga menganggap saat ini lembaganya sudah cukup transparan dan terbuka terhadap masyarakat.

"Ayo sekarang kita kerja, apa kurangnya kita sekarang sudah transparan. Apa perlu kita tertutup lagi," ujar dia di Gedung DPRD DKI, Rabu (1/4/2015).

Pras juga enggan menanggapi perihal ucapan Ahok yang mengaku mendapatkan peringatan dari salah seorang anggota DPRD yang memintanya mewaspadai oknum anggota DPRD yang hendak memasukan pokok pikiran (pokir) saat rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) 2015 diserahkan ke Kemendagri.

"Sekarang ini gue anggota DPRD, bukan infotaiment. Jadi, jangan tanyakan soal yang bisik-bisik," ujar politisi PDI Perjuangan itu.

Sebelumnya, Ahok, sapaan Basuki, mengatakan bahwa tujuannya mengirimkan pesan singkat yang ia kirimkan kepada pejabat SKPD merupakan langkah antisipatif dalam mengawasi anggaran. [Baca: Ahok Mengaku Sempat Kirim SMS Wanti-wanti kepada Pejabat DKI]

Menurut dia, pengiriman SMS kepada pejabat SKPD ini merupakan tindak lanjut dari informasi yang diberikan oleh salah seorang anggota DPRD kepadanya. Ia menduga, masih ada oknum DPRD yang berupaya menyelipkan pokir yang sudah ia pangkas. [Baca: Ada Anggota DPRD Bisiki Ahok soal Hati-hati Ada Oknum...]

Setelah pokir ditolak DKI, kemungkinan ada oknum DPRD yang berupaya memasukkan pokir dengan bantuan oknum Kementerian Dalam Negeri, mengingat saat ini penetapan anggaran DKI tahun 2015 menggunakan peraturan gubernur, bukan lagi peraturan daerah.

"Saya cuma SMS saja agar lebih berhati-hati. Saya harus banyak suuzan, apalagi hari gini, soal APBD," kata dia, di Balai Kota, Rabu pagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com