Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Tawuran di Duren Sawit, Ini Kesepakatan Warga dengan Pemkot Jaktim

Kompas.com - 02/05/2015, 19:58 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tawuran antara warga Kebon Singkong dan warga Cipinang Jagal di Jakarta Timur pecah pada Jumat (1/5/2015) malam. Kejadian ini menambah daftar perseteruan antar dua kampung yang letaknya hanya terpisah rel kereta dan jalan raya tersebut.

Meski tak ada korban jiwa, namun tawuran yang terjadi sempat membuat suasana antar dua kampung mencekam. Jalan I Gusti Ngurah Rai yang membatasi kedua kampung itu sempat ditutup beberapa saat sebelum akhirnya Petugas Polres Metro Jakarta Timur dan aparat polsek setempat turun ke lokasi untuk meredam perselisihan warga ini.

Persoalannya disebut sepele, lagi-lagi karena aksi saling lempar petasan. Pelakunya tak lain remaja usia tanggung yang kemudian melebar hingga orang dewasa. Buntut kejadian ini, Wali Kota Jakarta Timur mengumpulkan sejumlah pejabat daerah, mulai dari camat, lurah, hingga RT dan RW dari kedua kampung yang kerap berperkara itu. Aparat TNI/Polri juga diundang dalam pertemuan ini.

Hasil dari pertemuan melahirkan beberapa butir kesepakatan. Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana mengatakan, kesepakatan pertama yakni pihaknya akan meminta bantuan PJKA untuk menambal tembok tepi rel yang bolong. Tembok ini turut membatasi kedua kampung. Diharapkan, dengan ditambalnya tembok yang bolong, tawuran dapat dihindari.

"Di tengah jalan raya juga akan kita perbaiki pagarnya, nanti kita mau tinggikan," kata Bambang, dalam pertemuan di Kebon Singkong, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu Sore.

Bambang melanjutkan, pihaknya juga sepakat untuk mendirikan pos warga. Pos ini nantinya dipergunakan untuk ronda bersama. Kerja sama dengan kepolisian juga dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Hasil kesepakatan dengan pengurus warga, bila terjadi lagi tawuran, warga yang ditangkap polisi tidak akan diberi penangguhan penahanan.

"Si pelaku kalau ditangkap polisi, sudah sepakat dengan RT RW tidak mau tangguhkan," ujar Bambang.

Ketua RW 10 Cipinang, Margiyo (50) menyetujui mengenai rencana pemerintah untuk meninggikan tembok pembatas di tepi rel dan di jalan raya antar kedua kampung. Hal ini untuk meminimalisir potensi tawuran.

"Kita mengusulkan tembok pembatas rel kereta api ditinggikan dan lubang-lubang tembok ditutup rapat. Kemudian dibuatkan Pospol atau Posko Terpadu," ujar Margiyono.

Ia mengakui, warga Cipinang dan Kebon Singkong memang kerap tawuran. Pemicunya biasanya karena persoalan sepele.

"Sebenarnya warga di dua wilayah ini saling kenal. Tapi tawuran tetap saja terjadi," ujarnya.

Kepala Bagian Operasional Polres Metro Jakarta Timur, Ajun Komisaris Besar Sunarman berharap warga melapor kepada polisi apabila ada tawuran lagi di lokasi tersebut. "Warga kalau tahu ada yang mancing, tolong infokan ke polisi," ujar Sunarman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com