Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Yakin Tak Rugi jika APTB Tolak Gabung dengan PT Transjakarta

Kompas.com - 05/05/2015, 14:23 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tidak akan merugi jika operator Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) enggan bergabung dengan PT Transjakarta. Bahkan, lanjut dia, PT Transjakarta berencana membuat trayek baru karena telah bekerjasama dengan pemerintah kota (pemkot) sekitar. 

"Kami sudah kerjasama dengan (pemerintah) Tangerang dan Bekasi, kalau dengan harga Rp 3.500, orang-orang suka naik, kami teruskan," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (5/5/2015). 

Pemprov DKI, lanjut dia, memberi dua opsi untuk pengoperasian APTB tersebut. Apabila APTB masuk ke jalur transjakarta dan beroperasi hingga trayek yang berada di Jakarta, APTB tidak boleh lagi memungut tarif dari penumpang. Sebab, APTB sebelumnya sudah mengangkut tarif penumpang dari wilayah luar DKI.

Sedangkan opsi kedua yakni APTB hanya beroperasi sampai jalur perbatasan Jakarta, tidak sampai ke dalam kota. Basuki meyakini warga akan lebih menyenangi menggunakan bus-bus yang tergabung dalam PT Transjakarta karena mendapat subsidi. Lama kelamaan, lanjut Basuki, APTB akan semakin ditinggal penumpang karena tingginya tarif yang diterapkan.

"Anda (operator APTB) kalau ikut kami, ada atau tidaknya penumpang, anda tetap kami bayar dengan sistem rupiah per kilometer, kan enak. Kalau kamu enggak mau bayar sopirmu dengan baik, bisa enggak bayar 2,5-3,5 kali UMP (upah minimum provinsi) untuk sopirnya? Pasti kamu pelit. Kalau mau (bayar sopir 2 kali UMP) ya sama kami, kami bayar anda rupiah per kilometer dan bank juga pasti mau kasih kredit, karena kami yang bayarin," kata Basuki. 

"Kami mau memaksa sebetulnya supaya pemain bus ini ada tanggung jawab. Sekarang, kenapa mereka enggak mau ganti bus bagus karena enggak ada bus juga. Kamu terpaksa mau naik (bus) karena pemerintah itu salah, enggak bisa memberikan pelayanan publik yang baik. Akhirnya terjadi 'pemerasan' oleh pemilik (bus) ke warga," kata Basuki. 

Pada pertemuan terakhir pembahasan sistem rupiah perkilometer Dishubtrans dengan Organda, Organda tidak sepakat dengan harga yang ditawarkan sekitar Rp 14.000 hingga Rp 15.000 per kilometer. Mereka meminta tarif di atas Rp 18.000 per kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com