Buku tersebut diberikan oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) yang menyambangi langsung Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (5/5/2015).
Direktur ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto mengatakan, selain berisi tentang panduan penataan kawasan sekitar titik pemberhentian transportasi massal dengan konsep TOD, buku tersebut juga berisikan panduan untuk implementasi bike share sebagai moda pendukung transportasi massal di Jakarta.
"Buku yang diberikan merupakan kado ulang tahun ITDP ke-30 yang jatuh tanggal 1 Mei kemarin," kata Yoga. Menurut dia, saat ini di Jakarta tengah berlangsung pembangunan mass rapid transit (MRT) yang nantinya akan menambah jenis angkutan massal di Jakarta.
Namun ia menilai kesuksesan angkutan massal di Jakarta akan sulit diraih jika tidak ditunjang oleh penataan ulang kawasan di sekitar stasiun MRT, dan juga halte transjakarta.
"Penataan penting dilakukan untuk mempermudah pengguna angkutan massal mencapai stasiun MRT, transjakarta, maupun area di sekitarnya," ujar Yoga.
Karena itu, kata dia, dalam dua tahun ke depan ITDP menganjurkan Pemerintah Provinsi DKI untuk menata ulang kawasan di sekitar stasiun MRT fase satu sepanjang Lebak Bulus-Bundaran HI, dan kawasan di sekitar koridor 1 dan 6 yang meliputi kawasan Thamrin, Monas, Harmoni, Gajah Mada, Glodok, Kuningan, Setiabudi, Mampang, Warung Buncit hingga Pejaten dan Ragunan.
Yoga menilai penerapan konsep TOD pada area tersebut akan menciptakan kawasan yang aman, nyaman dan saling terhubung bagi pejalan kaki, pesepeda serta pengguna angkutan massal sehingga akan mendorong warga untuk beralih ke penggunaan angkutan massal.
"Jakarta belum terlambat untuk meraih semua ini. Momentum pembenahan transjakarta dan pembangunan MRT sangat tepat untuk didukung dengan penataan kawasan, yang nantinya mengubah wajah Jakarta menjadi lebih manusiawi dan laik untuk hidup. Namun perlu komitmen politik dari Pemda DKI untuk memulai perubahan ini," ujar dia.
Yoga menjelaskan panduan penataan kawasan sekitar titik pemberhentian transportasi massal dengan konsep TOD yang ditawarkan ITDP adalah menjadikan kawasan sekitar halte atau stasiun, dalam radius 1 kilometer, sebagai kawasan yang wajib menerapkan delapan prinsip TOD, yakni:
1. Walk. Penataan kawasan yang mendukung untuk kemudahan berjalan kaki.
2. Cycle. Penyediaan infrastruktur kendaran ramah lingkungan dengan fasilitas akses, jalur, dan parkir sepeda.
3. Connect. Menciptakan jaringan jalur pejalan kaki dan pesepeda yang padat dan saling terhubung antarwilayah kota.
4. Transit. Memfokuskan pembangunankota di dekat jaringan angkutan umum massal yang berkualitas.
5. Mix. Merencanakan pembangunan kota dengan tata guna lahan beragam.
6. Densify. Mengoptimalkan tingkat kepadatan lahan dan kapasitas angkutan umum.
7. Compact. Membangun wilayah-wilayah dengan jarak kebutuhan bertransportasi yang pendek.
8. Shift. Mengalihkan fokus dari mobilitas kendaraan pribadi ke angkutan umum dan kendaraan non-motor melalui penataan parkir dan kebijakan penggunaan jalan.
"Konsep TOD yang direncanakan Pemda DKI hanya di beberapa kawasan tertentu, seperti di Dukuh Atas dan Harmoni, kami pandang masih kurang dan perlu diperluas. Pengembangan TOD yang hanya berfokus di dua kawasan tersebut masih sangat kurang untuk mendukung seluruh sistem angkutan massal di Jakarta," ujar Yoga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.