Pantauan Kompas.com, pembangunan taman hanya di sisi kanan lahan. Dalam taman tersebut hanya dibangun jalan setapak dan beberapa tanaman.
Sekeliling taman dipagar setinggi 1,5 meter. Mirisnya, meskipun sudah dipagar, masih banyak mobil yang masuk ke dalam taman dan bangunan liar yang berdiri di sudut-sudut taman.
Saat itu ada sekitar 10 mobil yang masuk dalam taman. Mobil tersebut mendominasi di pinggir dekat pagar taman. "Enggak mungkin di tengah, soalnya ada gundukan tanah yang tinggi," kata Juki, warga setempat saat dikonfirmasi, Senin (18/5/2015).
Bangunan liar di sana, kata Juki, merupakan milik bosnya. Ia tak menampik jika harus berkoordinasi dengan pihak kelurahan terkait bangunan tersebut.
"Kalau biaya itu urusan bos saya. Tetapi yang jelas ada," kata Juki. Selama ini Juki mengetahui bahwa akan ada pembangunan taman di sana. Namun, ia menyebut banyak warga yang sengaja memanfaatkan lahan kosong tersebut untuk parkir mobil.
Dari informasi yang diperoleh, mobil-mobil tersebut tidak parkir dengan gratis. Mereka harus membayar ke salah satu warga yang biasa mengurus parkir di Taman Harapan Mulia.
"Mungkin bayar supaya aman kali ya. Kan banyak tuh yang maling mobil di tempat parkir," kata Juki.
Kompas.com berusaha mencari seseorang yang biasa mengurus parkir di tempat tersebut. Akhirnya orang tersebut dapat ditemui tepat berada di sisi kiri Taman Harapan Mulia dekat parkiran mobil.
"Di sini per bulannya Rp 300.000," kata An (bukan nama sebenarnya) saat ditanya soal biaya parkir.
Sebelum ada pembangunan pagar pada akhir 2014 lalu, dia mengaku mobil yang terparkir berjumlah 70 unit. Namun sekarang berkurang menjadi sekitar 20 mobil.
Saat ditanya mengenai aliran uang tersebut, An tidak bisa menjelaskan dengan baik. Namun ia membantah jika sebagian uang tersebut mengalir ke kas Kelurahan Harapan Mulia.
"Enggak berani juga kalau ke sana, nanti ditangkap KPK," kata An. Kendati demikian, ia tak menampik jika pihak kelurahan datang, warga biasanya akan menggunakan uang tersebut untuk menyuguhkan makanan dan minuman.
Hal ini dilakukan untuk mengamankan praktik pungutan liar tersebut. "Paling buat ngopi sama makan saja kalau orang kelurahan datang," kata An.
An juga mengetahui fungsi dari taman tersebut. Namun, karena saat ini pembangunan belum dilakukan, An masih memanfaatkan taman tersebut untuk bisnisnya.