Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Rapat dengan Siapa Pun, Saya Pasti Buat Notulen ke Pak Jokowi

Kompas.com - 01/06/2015, 16:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merasa jelas perbedaannya memerintah Ibu Kota bersama Joko Widodo dan Djarot Saiful Hidayat yang kini menjadi Wakil Gubernur. Basuki mengungkapkan bahwa dia mencoba memberi kebebasan kepada Djarot untuk membuat kebijakan atau menyumbang ide.

Kebebasan ini pula yang sebelumnya diterapkan Jokowi saat menjadi Gubernur DKI kepada Basuki yang menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI. 

"Kalau dibilang beda antara saya dengan Pak Jokowi dan Pak Wagub sekarang, ya jelas beda ya. Dulu saya dilepasin bebas oleh Pak Jokowi, tetapi semua rapat saya dengan siapa pun, saya buat notulen sesingkat mungkin. Saya pasti memberitahukan Pak Jokowi apa yang sudah saya putuskan," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota, Senin (1/6/2015). 

Dengan demikian, setiap pagi, Basuki selalu melapor dan mengirim notula kepada Jokowi. Hal itu pula yang diharapkan Basuki kepada Djarot. [Baca: Ahok: Wagub Enggak Pernah Bikin Notulen Rapat buat Saya]

Basuki menginginkan Djarot selalu melapor serta membuat notula rapat-rapat yang telah dilaksanakan kepada dia.

Namun sayangnya, selama enam bulan menjabat sebagai Wagub DKI, Djarot tak pernah melaporkan notula rapat pada Basuki.

"Jadi kalau Anda rapat dengan perusahaan apa pun dan dengan keputusan apa pun, supaya saya tahu, Anda suruh stafmu untuk buat notulen. Enggak usah banyak-banyak, paling banyak laporannya satu setengah lembar tiap pertemuan dengan siapa. Itu stafnya enggak pernah bikinin (notula rapat)," kata Basuki. 

Meski demikian, Basuki mengklaim hubungannya dengan Djarot tidak renggang akibat hal ini. Hanya saja, Basuki menyesalkan keteledoran Djarot tersebut. [Baca: Djarot Akui Tak Pernah Kirim Notulen kepada Ahok]

Satu hal yang membuat Basuki merasa kecolongan karena tidak adanya laporan kerja dari Djarot adalah pemberian izin Djarot pada pelaksanaan Pesta Rakyat Jakarta (PRJ) di Senayan.

Basuki merasa Djarot tidak berkoordinasi dengannya sehingga penyelenggara PRJ Senayan pun mencatut lambang Pemprov DKI dan mengklaim telah mendapat izin untuk menyelenggarakan acara tersebut.

Pedagang pun ditarik dana sewa tenda Rp 2 juta-Rp 50 juta selama tujuh hari. Atas hal ini, Basuki memperingatkan Djarot untuk tidak asal memberi izin dan berkoordinasi dengan dirinya terlebih dahulu.

"Ini kan sama ketika saya dengan Pak Jokowi dulu. Saya bilang enggak bisa coba lepasin (PKL) ke Monas. Beliau bilang mau coba. Ya sudah, kita coba," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com