Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kematian Mahasiswa UI Dinaikkan ke Penyidikan

Kompas.com - 04/06/2015, 15:23 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Polres Metro Depok dan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah meningkatkan status kasus kematian mahasiswa Universitas Indonesia Akseyna Ahad Dori. Penyelidikan yang dimulai pada 26 Maret 2015 lalu telah ditingkatkan menjadi penyidikan.

"Statusnya sudah kami naikkan menjadi penyidikan. Itu dari hasil gelar perkara," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Kamis (4/6/2015).

Krishna menjelaskan, dengan dinaikkannya status kasus ini menjadi penyidikan, maka polisi membuka kembali data-data penyelidikan sebelumnya.

"Kami bahkan membentuk satgas (satuan tugas) khusus untuk mengungkap kasus ini. Kami lakukan koordinasi sama semua stakeholder, termasuk pihak Kampus UI," tutur Krishna.

Proses penyidikan, kata Krishna, akan mengurutkan kembali kasus ini dari awal. Mulai dari penemuan jasad pria asal Yogyakarta itu di Danau Kenanga pada Maret 2015 lalu.

Mengolah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa kembali saksi-saksi, mengurutkan kejadian penemuan surat wasiat, dan mencari bukti-bukti. [Baca: Kasus Kematian Mahasiswa UI, Polisi Sebut Bunuh Diri Jadi Opsi Terakhir]

Semua langkah-langkah tersebut akan diulangi dan dicermati ulang untuk mengusut kasus ini. Sebelumnya, polisi telah meyakini Akseyna meninggal karena dibunuh.

Sebab, kondisi fisik dan lingkungannya mengindikasikan mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas MIPA itu menunjukkan demikian.

Alasan yang meyakinkan polisi Akseyna dibunuh, yakni kondisi Danau Kenanga yang relatif dangkal sehingga akan sulit untuk menenggelamkan diri. "Kalau memang niat bunuh diri kenapa tidak di laut saja," ujar Krishna.

Selanjutnya, menenggelamkan diri dinilai cara bunuh diri yang terlalu lambat dan menyiksa. Orang yang memiliki tekad kuat untuk bunuh diri biasanya lebih memilih untuk loncat dari ketinggian atau menenggak racun.

Kondisi fisik Akseyna yang lebam pada kepala, bibir, dan telinga juga dicurigai sebagai indikasi ia sempat dianiaya oleh pelakunya.

Kemudian ranselnya yang hanya dikaitkan, tidak diikatkan membuat Akseyna seharusnya bisa mudah melepasnya. Maka diduga ia dimasukkan ke air dalam keadaan pingsan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Preman Peras Penjaga Warkop di Mampang, Paksa Tukar Uang Receh Jadi Rp 1 Juta

2 Preman Peras Penjaga Warkop di Mampang, Paksa Tukar Uang Receh Jadi Rp 1 Juta

Megapolitan
Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Megapolitan
Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Megapolitan
Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com