Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Nekat PKL Monas

Kompas.com - 12/06/2015, 12:07 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pedagang kaki lima (PKL) di Monumen Nasional (Monas) terus berulah. Setelah tidak diperbolehkan berdagang di dalam kawasan Monas, para pedagang pun nekat memanjat pagar setinggi 2,5 meter tersebut.

Aksi nekat itu dilakukan tepat di pintu masuk Monas yang berhadapan dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (12/6/2015).

Awalnya mereka bernegosiasi dengan satuan pengamanan di Monas. Tak berhasil membujuk, akhirnya mereka menyerah. Tak kehabisan akal, para pedagang pun mendekati sisi samping pagar yang letaknya berada sedikit menjauh dengan pos pengamanan Monas.

Pedagang yang berjumlah empat orang tersebut langsung menjejerkan barangnya. Salah satu dari mereka tampak langsung menaiki pagar hijau tersebut. Melihat temannya sudah berada di atas, pedagang laki-laki lainnya pun ikut menyusul.

Tak berselang lama, pedagang yang berada di bawah pun mencoba untuk mengangkat gerobaknya. Satu di antara dua orang yang di atas tersebut tampak turun masuk ke kawasan Monas dan memegang lapaknya.

Begitu gerobak bisa diturunkan, barang dagangan dimasukkan melalui celah-celah pagar. Bila bertubuh kecil, pedagang pun masuk dengan cara yang sama. Namun, bila bertubuh besar, ia harus melompati pagar.

Seperti yang dilakukan seorang pedagang perempuan. Ia meloncat pagar dengan santai, meskipun ada risiko di depan mata.

Ditegur Garnisun

Setelah semua barang dagangan masuk. Mereka pun bergegas menuju lapak dagangnya di Monas. Namun, baru berjalan beberapa meter, seorang petugas Garnisun tampak menegur PKL tersebut. Pasalnya, aksi tersebut dianggap membahayakan.

Pedagang perempuan yang tak terima diperlakukan seperti itu langsung mencoba melawan. Ia mendorong petugas Garnisun yang merupakan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut.

"Apa-apaan ini. Jangan gitu," kata pedagang sayup-sayup terdengar dari kejauhan.

Kompas.com berusaha mendekati dengan masuk ke kawasan Monas. Namun, baru sampai di depan pintu masuk, sekitar tiga orang satpam langsung menghadang. "Wartawan enggak boleh masuk. Harus ada surat izin," kata salah satu petugas.

Saat Kompas.com mencoba menjelaskan dengan baik-baik, para petugas tersebut semakin menghalangi. Mereka mendorong Kompas.com dan wartawan lainnya ke luar dan menutup pintu.

Dari kejauhan, PKL yang sedang ditegur itu tampak dikerumuni petugas kemanan hingga tujuh orang. Setelah hampir 10 menit, akhirnya petugas melepaskan PKL tersebut. "Mau gimana lagi, harus nekat kalau mau dagang di Jakarta gini," kata salah satu PKL Monas, Rosyid (30), Jumat (12/6/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com