JAKARTA, KOMPAS.com — Tahun ini tepat tiga dekade usia 120 gerbong kereta rel listrik (KRL) milik Japan Railway (JR) East yang didatangkan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) dari Jepang.
Meski demikian, PT KCJ meyakini gerbong seharga Rp 1 miliar tersebut masih bisa dioperasikan hingga 20 tahun-25 tahun lagi.
"Masih bisa dioperasikan sekitar 20-25 tahun lagilah. Tergantung maintenance (perawatan). Kalau perawatan bagus, usia penggunaan bisa naik lagi," ujar Direktur Utara (Dirut) PT KCJ, MN Fadhila, Kamis (2/7/2015).
Terkait perawatan, Fadhila meyakini, teknisinya sudah cukup akrab dengan KRL produk Jepang sehingga tidak ada kendala dalam penanganan.
"Teknisi kita juga sudah familiar dengan KRL Jepang. Artinya, setiap ada gerbong yang rusak tidak ada kendala dalam perbaikan. Tiap empat tahun sekali perangkat interior diganti. Mesinnya juga dirawat. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir. Semua gerbong laik jalan kok," kata Fadhila.
Seperti diketahui, dari total 120 gerbong yang dibeli PT KCJ, baru 30 unit yang telah didatangkan ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (1/7/2015).
Fadhila menjelaskan, proses pengiriman dilakukan bertahap karena kereta yang dipesan oleh KCJ tersebut memang masih dioperasikan di Jepang. "Makanya tidak bisa datangkan seluruhnya karena gerbongnya masih beroperasi di Jepang. Itu saja, kita request (pesan) sejak dua tahun lalu," ujarnya.
Untuk diketahui, PT KCJ membeli gerbong bekas tipe 205 dari PT JR East buatan tahun 1985 sebanyak 120 unit. Pengiriman gerbong dilakukan bertahap, mulai Juli hingga September 2015 mendatang.
Menurut Fadhila, KRL bekas memiliki keunggulan dari segi perawatan dan estimasi tiket. Harga beli kereta yang murah diyakini berimbas pada penekanan harga tiket kereta yang didominasi penumpang dari kelas menegah ke bawah.
Fadhila juga mengatakan, pemenuhan jumlah gerbong dilakukan guna menunjang kuota penumpang yang diklaim terus meningkat setiap tahunnya.
PT KCJ menargetkan 1,2 juta penumpang per hari pada tahun 2019. Hingga saat ini, PT KCJ mengklaim jumlah penumpang mengalami pertumbuhan mencapai 150 persen atau 870.000 per hari sejak tahun 2011.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.