Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PDI-P: Penanganan Angkasa Pura di Bandara Soekarno-Hatta Mengecewakan

Kompas.com - 05/07/2015, 15:08 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto berpendapat, penanganan kebakaran di Bandara Internasional Soekarno-Hatta oleh Angkasa Pura mengecewakan.

"Penanganan para penumpang sangat mengecewakan. Angkasa Pura dan Garuda Indonesia praktis tidak memberikan informasi atas apa yang terjadi dan bagaimana kepastian jadwal penerbangan," kata Hasto di Jakarta, Minggu (5/7/2015), seperti dikutip Antara.

Hasto menjadi salah satu penumpang yang menyaksikan kebakaran di Terminal 2E pada Minggu pagi. Ia hendak ke Surabaya menggunakan maskapai Garuda Indonesia. (Baca: Akibat Kebakaran, 27 Penerbangan Garuda "Delayed")

Hasto mengatakan, kejadian itu tidak hanya menunjukkan kegagalan sistem keamanan (safety system) bandara itu. Di sisi lain, penanganan terhadap warga yang menjadi penumpang juga mengecewakan.

Menurut Hasto, selama kejadian, ia melihat berbagai bentuk kesemrawutan manajemen di bandara. Bahkan, dirinya melihat dua karyawan otoritas bandara berdiri kebingungan. (Baca: Layanan Elektronik di Bandara Soekarno-Hatta Terganggu akibat Kebakaran)

"Hanya ada suara keluar dari satu pengeras suara yang dipakai untuk menyampaikan pengumuman, dan suara pengeras suara pun tenggelam dalam hiruk pikuk suara penumpang," katanya.

Hasto melanjutkan, dirinya menyaksikan kekacauan bandara itu tanpa kehadiran otoritas bandara yang sekadar memberikan informasi atas kejadian ini. Hasto melihatnya sebagai kemunduran manajemen krisis yang luar biasa.

Hal itu, kata dia, kembali tampak saat bagaimana Angkasa Pura dan Garuda Indonesia sama sekali tidak siap menghadapi skenario krisis. Meski hanya berupa kebakaran salah satu lounge, hal itu berimbas pada kemacetan sistem operasionalisasi bandara. (Baca: Ketika Sistem di Bandara Soekarno-Hatta Berubah Jadi "Offline")

"Buat saya, yang terjebak selama lebih dari tiga jam dalam antrean, hanya bisa membatin, betapa mundurnya manajemen krisis kita," kata Hasto.

Selama kejadian, kata Hasto, mereka yang berprofesi sebagai porter menjadi sasaran penumpang untuk bertanya. (Baca: Penerbangan Ditunda Akibat Kebakaran, AP II Ubah Proses "Check-in")

"Jadilah para porter itu menjadi juru bicara Angkasa Pura dan Garuda Indonesia. Ada juga seorang ibu dengan empat anaknya yang begitu khawatir atas ketidakpastian yang terjadi," tutur Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com