Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggukan dan Lambaian yang Melegakan...

Kompas.com - 13/07/2015, 03:37 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Anggukan kecil dari korban kebakaran yang berbaring di dalam ruang Intensive Care Unit (ICU) sudah cukup membuat pembesuk merasa lega. Mereka masih bisa melihat kerabat mereka selamat.

Meski tidak bisa mendekat, melihat langsung kondisi korban dari balik jendela kaca ruang tunggu besuk Intensive Care Unit (ICU) dewasa gedung Instalasi Bedah Pusat (IBP) RSCM itu, cukup melegakan pihak keluarga.
 
"Saya yakin dia tersenyum meski bibirnya belum bisa digerakkan," kata Didi, salah satu kerabat korban, Minggu (12/7/2015).
 
Bersama Didi, beberapa pembesuk lainnya ikut menyesaki ruang tunggu ICU lantai dua gedung IBP tersebut. Di dalam ruang yang diperkirakan berukuran 15x8 meter persegi itu terdapat beberapa ranjang yang terisi penuh pasien. Namun, hanya empat pasien luka bakar pabrik PT Mandom yang dirawat di sana.
 
Mereka yang membesuk hari ini harus bersabar untuk masuk ke dalam ruangan. Pasalnya, dokter jaga hanya mengizinkan pembesuk untuk masuk satu per satu. Belum lagi antrean panjang pembesuk yang berdatangan, mulai dari kerabat, kenalan hingga tetangga korban.
 
"Cuma satu orang aja yang boleh masuk. Jadi, ya kita nunggu aja giliran masuk," ujar salah satu kerabat Sukarto (60), salah satu korban luka bakar.
 
Pantauan Kompas.com, beberapa pembesuk menggunakan kode isyarat tangan untuk melambai ke arah korban yang masih sadar. Kebanyakan dari kondisi tangan korban yang mengalami luka bakar diplester dan tidak bisa digerakkan.
 
"Tuh, dia ngangguk, bearti enggak apa-apa," ungkap salah satu kerabat korban sambil mengacungkan jempol.
 
Salah satu pembesuk terlihat memanjat kursi untuk melihat kondisi keluarganya yang berada di ranjang yang agak jauh. Suster jaga yang ada di ruangan langsung menegurnya.
 
"Eh, disuruh turun tuh sama susternya. Jangan naik ke kursi," ujar orangtua salah satu pembesuk mengingatkan anaknya untuk turun.
 
Di tempat lain, ruang High Care Unit (HCU) Gedung A lantai 6, ada empat pasien yang dirawat di sana. Salah satunya, Yusmi (23), warga Tambun Selatan, Bekasi. Waktu besuk yang ada tak disia-siakan ibu kandungnya, Amida (45), untuk melihat langsung kondisi putri sulungnya.
 
Yusmi yang mengalami luka bakar 35 persen itu terbaring dengan kedua tangan diperban. Kondisi wajahnya terlihat gosong, serta sebuah selang oksigen menutupi mulut untuk membantunya bernapas.
 
Meski demikian, Amida tetap berupaya berkomunikasi dengan anaknya dengan cara membelai dan berbicara satu arah.
 
"Soalnya dia belum bisa bicara. Kan, masih pakai selang pernapasan. Jadi saya yang bicara, kasih semangat. wajah, tangan dan pahanya terbakar. Kata dokter, luka bakar 35 persen," tutur ibu empat anak tersebut berkaca-kaca.
 
Tak hanya Yusmi, ada tiga pasien lainnya yang juga dirawat di HCU IBP. Keempatnya, ditempatkan di dua ruang berbeda dalam ruangan yang masing-masing memiliki empat ranjang tersebut. 
 
Sementara di gedung ULB (unit luka bakar), kondisi pembesuk yang berdesakan masuk menyebabkan antrean yang tak beraturan. Sebab, ada sembilan pasien korban kebakaran yang terbagi dua bagian. Dua pasien di ruang ICU ULB dan tujuh pasien di ruang HCU ULB.
 
Sedangkan, tiga pasien lainnya dari 20 korban kebakaran yang dirujuk ke RSCM, dirawat di ruangan HCU IGD, lantai dua.
 
Sebelumnya, kebakaran yang melanda pabrik PT Mandom, Jumat siang, mengakibatkan enam orang tewas akibat luka bakar hingga 100 persen. Sementara itu, sekitar 50 orang korban lainnya mengalami luka bakar serius masih dirawat intensif di tiga rumah sakit berbeda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Megapolitan
Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Megapolitan
Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan 'Study Tour' Harus Dihapus

Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan "Study Tour" Harus Dihapus

Megapolitan
FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

Megapolitan
Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Tabrak Separator 'Busway' di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Tabrak Separator "Busway" di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Megapolitan
Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Megapolitan
Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com