"Bagus. Menurut saya itu sindiran satire Ahok. Ungkapan itu sama artinya dengan, 'Hai orang-orang, kalau kau enggak punya keahlian, jangan jadi orang Jakarta'. Dia memang selalu bahasanya satire," ujar Bestari di Gedung DPRD DKI, Selasa (14/7/2015).
Ahok memang membebaskan warga luar Jakarta untuk datang dan mengadu nasib di Jakarta asalkan mereka memiliki modal keahlian yang bisa mereka gunakan untuk bekerja. Menurut Bestari, hal tersebut seakan menunjukkan bahwa Ahok ingin warga yang tinggal di Jakarta benar-benar orang yang memiliki keahlian.
Ungkapan Ahok, kata Bestari, secara tidak langsung juga telah menjelaskan yang akan terjadi bila pendatang tidak memiliki keahlian. Lagi pula, kata Bestari, Jakarta merupakan ibu kota negara. Siapa pun bebas untuk datang dan mengadu nasib di dalamnya. Tidak ada pihak mana pun yang dapat merampas hak masyarakat tersebut.
Mengenai kemungkinan penduduk yang semakin padat dan macet yang semakin menjadi-jadi, kata Bestari, itu adalah risiko. Dengan begitu, justru perputaran ekonomi di Jakarta semakin besar.
"Pokoknya nih saya kasih tahu. Arti dan makna dari kata-kata itu adalah, jangan coba-coba datang ke Jakarta kalau tidak punya keahlian. Nanti bisa tergilas," ujar Bestari.