Menurut Musni, sikap individualistis warga tidak boleh dipertahankan. Sebab, selain tidak sesuai dengan kultur Indonesia yang menjunjung kebersamaan dan gotong royong, perilaku tersebut juga bertentangan dengan kodrat manusia.
"Sudah saatnya peduli pada tetangga. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa bertahan hidup dengan dirinya sendiri. Pada suatu saat dia pasti memerlukan bantuan orang lain. Oleh karena itu, kepedulian terhadap sesama, saling membantu, saling menolong itu sebenarnya fitrah manusia yang tidak bisa dinafikan," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (21/7/2015).
Selain menilai sikap individulistis tidak sesuai dengan kultur Indonesia dan bertentangan dengan kodrat manusia, Musni menganggap perilaku tersebut cenderung berbahaya. Oleh karena membuat sesama warga masyarakat tidak bisa saling melindungi satu sama lain.
"Tidak adanya solidaritas. Penjahat mudah mengincar yang seperti ini. Penjahat mengincar, kemudian korbannya dibunuh, dan baru ketahuan setelah berhari-hari karena tidak adanya kepedulian dari tetangganya," ujar dia.
Seperti diberitakan, Noerbaety dibunuh di rumahnya pada 4 Juli. Namun, jenazahnya baru ditemukan pada Sabtu (18/7/2015) oleh keluarganya yang hendak berlebaran. Saat ini, semua pelaku pembunuhan sudah diringkus oleh pihak kepolisian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.