Cara ini dianggap cukup sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk masyarakat awam.
"Anak-anak jalanan dijadikan anak asuh. Kemudian, mereka dimasukkan ke sekolah-sekolah formal, atau bisa juga dimasukkan ke pesantren. Intinya, ada yang membiayai pendidikan dan hidup mereka," kata Musni kepada Kompas.com, Jumat (31/7/2015).
Masyarakat yang ingin mengangkat anak jalanan menjadi anak asuh disarankan untuk memperhatikan semua kebutuhan mereka. Jika kebutuhan dasar anak tersebut tidak terpenuhi, maka mereka bisa jadi akan kembali mencari uang dengan mengemis atau mengamen di jalanan.
Soal mentor, siapa saja bisa jadi mentor dengan syarat selalu membimbing anak tersebut dari awal sampai mereka bisa mandiri. Bimbingan melalui mentor berguna untuk mengarahkan perilaku, sifat, dan nilai-nilai lain dari diri anak tersebut yang tidak dia dapatkan melalui pendidikan formal.
"Mentor bisa seperti pengganti sementara orangtua. Saat masa bimbingan ini, untuk sementara, jangan orangtua (kandung) mereka yang ikut terlibat di situ. Orangtua mereka sudah memiliki budaya gepeng (gelandangan dan pengemis) itu. Jadi, kita potong lingkaran yang memengaruhi anak itu, dan membawa mereka ke lingkungan yang baru," tutur Musni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.