Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahu Masih Dibutuhkan Siswa, Ahok Urung Hapus Bus Sekolah

Kompas.com - 05/08/2015, 10:09 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku urung menghapus operasional bus sekolah. Pembatalan itu dikarenakan bus sekolah masih dinikmati oleh siswa-siswi di Ibu Kota. 

"Kenapa (operasional bus sekolah) enggak dihapus? Karena anak sekolah di beberapa tempat mau berangkat ke sekolah, tidak ada rutenya (angkutan umum)," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (5/8/2015). 

Saat ini, lanjut dia, operasional bus sekolah tidak bisa dihapus karena rute transjakarta belum menjangkau beberapa lokasi sekolah. Pelajar harus berjalan cukup jauh jika tidak menggunakan bus sekolah. Sehingga Basuki akan tetap mengoperasionalkan bus sekolah hingga unit bus yang dimiliki DKI cukup jumlahnya.

"Sebetulnya kalau nanti semua bus seperti kopaja dan kopami sudah terintegrasi, mereka tidak perlu bayar naik bus, untuk apa ada bus sekolah. Kalau busnya sudah cukup dan kosong, pelajar sombong banget sih enggak mau naik (transjakarta) karena tidak ada tulisan bus sekolahnya gitu," kata Basuki.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, alasan operasional bus sekolah tidak jadi dihapus karena masih dibutuhkan warga. Bus sekolah, lanjut dia, juga berfungsi mencegah terjadinya tawuran dan kemacetan.

Ia mengakui, bus sekolah kurang diminati siswa. Sebab, Unit Pengelola (UP) Bus Sekolah kurang sosialisasi rute operasional bus sekolah tersebut.

"Saya perintahkan kepada UP bus sekolah untuk mensosialisasikan rute bus sekolah. Seperti membagikan brosur ke sekolah, ke lurah-lurah, dan promosi ke media sosial. Saya minta kesempatan kepada Pak Gubernur untuk mengkaji, sebagai anaknya Pak Gubernur, saya harus memberi telaah yang jujur," kata Andri.

Sejauh ini, hanya ada 174 unit bus sekolah dan hanya 114 unit di antaranya yang beroperasi. Dengan rincian, 45 unit bus kecil dan 69 unit bus besar. Sisanya, sebanyak 60 bus tidak berfungsi alias rusak. Bus besar berkapasitas 23 seat (tempat duduk), sedangkan bus kecil 19 tempat duduk.

Saat ini, bus sekolah beroperasi sesuai dengan jadwal masuk dan pulang anak sekolah, yakni mulai pukul 05.00 hingga 07.00, pukul 11.00 hingga 14.00, dan pukul 16.30 hingga 18.00. Siswa tidak dikenakan biaya untuk menggunakan bus sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com